MAMPUKAH SEKTOR PERBANKAN MENGURANGI KEMISKINAN DAN DISPARITAS PENDAPATAN MELALUI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA?: ANALISIS KOMPARATIF ANTARA PERBANKAN SYARIAH VS KONVENSIONAL | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

MAMPUKAH SEKTOR PERBANKAN MENGURANGI KEMISKINAN DAN DISPARITAS PENDAPATAN MELALUI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA?: ANALISIS KOMPARATIF ANTARA PERBANKAN SYARIAH VS KONVENSIONAL


Pengarang

Maulidar Agustina - Personal Name;

Dosen Pembimbing

M. Shabri - 197110032005011001 - Dosen Pembimbing I
Said Musnadi - 196409191991031002 - Dosen Pembimbing II
Taufiq C. Dawood - 197303281998031002 - Penguji
Suriani - 197505062006042001 - Penguji
Apridar - 196704132001121001 - Penguji



Nomor Pokok Mahasiswa

2001201010021

Fakultas & Prodi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis / Ilmu Ekonomi (S2) / PDDIKTI :

Penerbit

Banda Aceh : Magsiter Ilmu Ekonomi., 2022

Bahasa

Indonesia

No Classification

330.9

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh sektor perbankan (Syariah dan Konvensional) dan Inflasi terhadap penurunan kemiskinan dan disparitas pendapatan melalui pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder time series bulanan dari Januari 2015 sampai dengan Desember 2019. Kemiskinan diwakili oleh variabel Poverty Headcount Ratio (POV); disparitas pendapatan diwakili oleh variabel Gini Ratio (GR); pertumbuhan ekonomi diwakili oleh variabel Industrial Production Index (IPI); perbankan syariah diwakili oleh variabel Total Financing (TF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non-Performing Financing (NPF), Return on Asset (ROA), dan Third Party Funds (TPF); perbankan konvensional diwakili oleh variabel Total Credit (TC), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non-Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA), dan Third Party Funds (TPF); serta inflasi diwakili oleh Consumer Price Index (CPI) sebagai variabel kontrol. Dengan menggunakan metode analisis data Autoregressive Distributed Lag (ARDL), penelitian ini menunjukkan beberapa hasil. Pertama pada kasus perbankan syariah, variabel TF, FDR, ROA, dan TPF berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan, dan TF, TPF, dan CPI berpengaruh signifikan terhadap penurunan disparitas pendapatan, dalam jangka panjang dan jangka pendek. Pertumbuhan ekonomi juga mampu memediasi pengaruh perbankan syariah terhadap kemiskinan (TF, FDR, dan NPF) dan disparitas pendapatan (TF, FDR, NPF, dan TPF) baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Kedua pada kasus perbankan konvensional, variabel TC, LDR, ROA, dan CPI berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan, dan TC, NPL, dan TPF berpengaruh signifikan terhadap penurunan disparitas pendapatan, dalam jangka panjang dan jangka pendek. Pertumbuhan ekonomi juga mampu memediasi pengaruh perbankan konvensional terhadap kemiskinan (TC, LDR, ROA, TPF, dan CPI) dan disparitas pendapatan (TC, LDR, ROA, TPF, dan CPI) baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Ketiga pada kasus perbandingan antara perbankan syariah dan konvensional, menunjukkan bahwa dari sisi pemberian kredit atau pembiayaan, kontribusi perbankan syariah dalam mengurangi kemiskinan lebih baik jika dibandingkan dengan perbankan konvensional dalam jangka panjang dan jangka pendek. Sedangkan dalam menurunkan disparitas pendapatan, menunjukkan bahwa kontribusi semua variabel perbankan konvensional lebih baik jika dibandingkan dengan perbankan syariah dalam jangka panjang. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa pihak perbankan diharapkan agar dapat menyalurkan kredit ataupun pembiayaan kepada sektor UMKM agar benar-benar dapat dimanfaatkan dan berdampak bagi masyarakat miskin. Selain itu, otoritas moneter diharakan mampu menciptakan iklim kondusif dan menyelaraskan sistem perbankan konvensional dan syariah sehingga dapat tercapai keuntungan optimal yang dapat memperbaiki kesejahteraan masyarakat.

This study aims to examine the effects of the banking sector (Sharia and Conventional) and inflation on reducing poverty and income disparity through economic growth in Indonesia. Secondary monthly time series data from January 2015 to December 2019 was used in this study. Poverty is represented by the Poverty Headcount Ratio (POV) and income disparity is represented by the Gini Ratio (GR), as dependent variables; economic growth is represented by the Industrial Production Index (IPI) as a mediating variable; Islamic banking is represented by the Total Financing (TF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non-Performing Financing (NPF), Return on Assets (ROA), and Third Party Funds (TPF); while conventional banking is represented by the Total Credit (TC), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non-Performing Loan (NPL), Return on Assets (ROA), and Third Party Funds (TPF), as independent variables; and inflation is represented by the Consumer Price Index (CPI) as a control variable. This study showed several results by using the Autoregressive Distributed Lag (ARDL) as a data analysis method. First, in the case of Sharia banking, the variables TF, FDR, ROA, and TPF have a significant effect on reducing poverty, and TF, TPF, and CPI have a significant effect on reducing income disparities, in the long and short term. Economic growth is also able to mediate the effects of Islamic banking on poverty (TF, FDR, and NPF) and income disparities (TF, FDR, NPF, and TPF) both in the long and short term. Second, in the case of conventional banking, the variables TC, LDR, ROA, and CPI have a significant effect on reducing poverty, and TC, NPL, and TPF have a significant effect on reducing income disparities, in the long and short term. Economic growth is also able to mediate the effects of conventional banking on poverty (TC, LDR, ROA, TPF, and CPI) and income disparities (TC, LDR, ROA, TPF, and CPI) both in the long and short term. Third, a comparison of Sharia and conventional banking revealed that, in terms of credit or financing, Sharia banking contributes more to poverty reduction in the long and short term than conventional banking. Meanwhile, in reducing income disparities, it showed that the contribution of all conventional banking indicators is better than Sharia banking in the long run. According to the findings of this study, banks are expected to channel credit or financing to the MSME sector so that it can be effectively utilized and benefit the poor. Furthermore, the monetary authority is expected to be able to create a conducive environment and harmonize the conventional and sharia banking systems in order to maximize profits and increase public livelihood.

Citation



    SERVICES DESK