Electronic Theses and Dissertation

Prarancangan pabrik karagenan ini menggunakan rumput laut jenis Euchema cottoni sebagai bahan baku. Pada proses pembuatannya dipilih proses murni (refined carrageenan) dimana diawali dengan proses pencucian untuk menghilangkan kotoran pada rumput laut. Setelah pencucian rumput laut selanjutnya diberikan perlakuan alkali yaitu dipanaskan pada larutan KOH pada temperatur 60oC selama 2 jam, selanjutnya dilakukan pencucian guna menghilangkan sisa alkali pada rumput laut. Kemudian dilakukan ekstraksi karagenan dengan memanaskan bahan pada temperatur 90oC selama 4 jam. Setelah diekstrak maka dilakukan pemisahan antara ampas dengan karagenan dan selanjutnya filtrat diendapkan dengan menggunakan isopropil alkohol. Untuk mendapatkan karagenan dengan kadar air yang diinginkan maka dilakukan pengeringan dan selanjutnya dilakukan pengecilan ukuran dengan menggunakan ball mill serta dilewatkan pada screener sehingga didapatkan tepung karagenan dengan ukuran yang seragam. Kapasitas bahan baku pabrik ini adalah 1.000 ton/tahun dengan hari kerja 330 hari/tahun. Bentuk perusahaan yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan menggunakan metode struktur garis dan staf. Kebutuhan tenaga kerja untuk menjalankan perusahaan ini berjumlah 117 orang. Lokasi pabrik direncanakan didirikan di Desa Bolok, Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan luas tanah 26.400 m2. Kebutuhan air untuk pabrik berasal dari Laut Sawu dengan laju alir 12.101,10 kg/jam, dan untuk kebutuhan listrik diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan generator diesel dengan daya 1.071,47 kW.
Hasil analisa ekonomi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Fixed Capital Investment = Rp 138.531.257.736
2. Working Capital Investment = Rp 30.171.142.458
3. Total Capital Investment = Rp 168.702.400.194
4. Total Production Cost = Rp 200.534.933.098
5. Gross profit = Rp 1.527.129.605.203
6. Net profit = Rp 853.827.604.178
7. Return on Invesment (ROI) = 25%
8. Payback Period (PBP) = 3,46 Tahun
9. Internal Rate of Return (IRR) = 21%
10. Breakeven Point (BEP) = 20%

The preliminary design of carrageenan powder plant provided is using seaweed as raw material. In the manufacturing process, a refined carrageenan was chosen which begins with the washing process to remove impurities from seaweed. After washing the seaweed, it was then given an alkaline treatment which was heated in a KOH solution at a temperature of 60oC for 2 hours, then washing was carried out to remove the remaining alkali in the seaweed. Then carrageenan extraction was carried out by heating the material at a temperature of 90oC for 4 hours. After being extracted, the pulp and carrageenan were separated and then the filtrate was precipitated using isopropyl alcohol. To get carrageenan with the desired moisture content, drying is carried out and then the size is reduced using a ball mill and passed to a screener so that carrageenan powder is obtained with a uniform size. The raw material capacity of this factory is 1,000 tons/year with 330 working days/year. The planned form of the company is a Limited Liability Company (PT) using the line and staff structure method. The need for manpower to run this company is 117 people. The location of the factory is planned to be in Bolok Village, Kupang, NTT with a land area of 26,400 m2. Water demand of this factory is supplied from Sawu sea with total water demand of 12,101.10 kg/hour, and electricity demand is supplied by PLN and diesel generator with power of 1,071.47 kW. From economic analysis was obtained: 1. Fixed Capital Investment = Rp 138.531.257.736 2. Working Capital Investment = Rp 30.171.142.458 3. Total Capital Investment = Rp 168.702.400.194 4. Total Production Cost = Rp 200.534.933.098 5. Gross profit = Rp 1.527.129.605.203 6. Net profit = Rp 853.827.604.178 7. Return on Invesment (ROI) = 25% 8. Payback Period (PBP) = 3,46 Tahun 9. Internal Rate of Return (IRR) = 21% 10. Breakeven Point (BEP) = 20%