IMUNOLOKALISASI RESEPTOR ANDROGEN PADA DUKTUS EPIDIDIMIS SAPI ACEH | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    NULL

IMUNOLOKALISASI RESEPTOR ANDROGEN PADA DUKTUS EPIDIDIMIS SAPI ACEH


Pengarang

Sri Pujiyanti - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

1702101010034

Fakultas & Prodi

Fakultas Kedokteran Hewan / Pendidikan Kedokteran Hewan (S1) / PDDIKTI : 54261

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala., 2021

Bahasa

Indonesia

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Peran hormon androgen pada proses maturasi spermatozoa yang terjadi di duktus epididimis sapi aceh dapat diketahui berdasarkan sebaran reseptor hormon androgen pada jaringan duktus epididimis tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan ekspresi imunoreaktivitas reseptor androgen (AR) pada jaringan kaput, korpus, dan kauda epididimis sapi aceh. Sebanyak lima pasang duktus epididimis sapi aceh digunakan pada penelitian ini. Duktus epididimis yang telah dipisahkan menjadi bagian kaput, korpus, dan kauda, diproses menjadi preparat histologi dan diwarnai dengan pewarnaan imunohistokimia (IHK) metode avidin biotin complex peroxidase (ABC method). Ekspresi AR diamati menggunakan metode intensity score pada bagian sel-sel epitel, membran basal, sel otot polos, jaringan ikat, dan pembuluh darah yang terdapat pada kaput, korpus, dan kauda epididimis. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Kruskal - Wallis dan dilanjutkan dengan Mann Whitney U Test. Hasil penelitian menunjukkan AR terdeteksi positif (imunoreaktivitas) pada kaput, korpus dan kauda epididimis, yaitu pada sel-sel epitel, membran basal, sel otot polos, jaringan ikat, dan pembuluh darah. Berdasarkan hasil uji statistik tidak terdapat perbedaan ekspresi AR pada sel epitel dan membran basal diantara bagian kaput, korpus, dan kauda epididimis (p>0,05), namun pada sel otot polos, jaringan ikat, dan pembuluh darah terdapat perbedaan yang nyata (P

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK