GAMBARAN HISTOLOGI SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TESTIS TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIPAPARKAN ASAP ROKOK SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI PUTAT AIR (BARRINGTONIA RACEMOSE) HISTOLOGY OF SPERMATOGENIC CELLS IN THE TESTICULAR SEMINEFERUS TUBULUS OF WHITE RATS (RATTUS NORVEGICUS) EXPOSED TO CIGARETTE SMOKE AFTER ADMINISTRATION OF PUTAT SEED EXTRACT (BARRINGTONIA RACEMOSA) | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    NULL

GAMBARAN HISTOLOGI SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TESTIS TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIPAPARKAN ASAP ROKOK SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI PUTAT AIR (BARRINGTONIA RACEMOSE) HISTOLOGY OF SPERMATOGENIC CELLS IN THE TESTICULAR SEMINEFERUS TUBULUS OF WHITE RATS (RATTUS NORVEGICUS) EXPOSED TO CIGARETTE SMOKE AFTER ADMINISTRATION OF PUTAT SEED EXTRACT (BARRINGTONIA RACEMOSA)


Pengarang

Riza Mutia - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

1502101010096

Fakultas & Prodi

Fakultas Kedokteran Hewan / Pendidikan Kedokteran Hewan (S1) / PDDIKTI : 54261

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala., 2020

Bahasa

Indonesia

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui gambaran histologi sel-sel spermatogenik tubulus seminiferus testis tikus putih (Rattus norvegicus) yang dipaparkan asap rokok setelah pemberian ekstrak biji putat air (Barringtonia racemosa). Sebanyak 25 ekor tikus putih (Rattus novergicus) strain Wistar, berjenis kelamin jantan, usia 3-4 bulan dengan bobot 180-200 gram, dibagi secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-masing 5 ekor : kelompok kontrol negatif (KN): tikus normal tanpa dipaparkan asap rokok dan pemberian ekstrak putat air (Barringtonia racemosa), kelompok kontrol positif (KP): tikus yang dipaparkan asap rokok tanpa pemberian ekstrak putat air (Barringtonia racemosa), kelompok perlakuan 1 (P1): tikus putih yang dipaparkan asap rokok 2 jam/hari 4x30 menit perhari dalam sebulan dan diberi ekstrak putat air (Barringtonia racemosa) 50 mg/kgbb, kelompok perlakuan 2 (P2) tikus putih yang dipaparkan asap rokok 2 jam/hari 4x30 menit perhari dalam sebulan dan diberi ekstrak putat air (Barringtonia racemosa) 100 mg/kgbb dan kelompok perlakuan 3 (P3) tikus putih yang dipaparkan asap rokok 2 jam/hari 4x30 menit perhari dalam sebulan dan diberi ekstrak putat air (Barringtonia racemosa) 50 mg/kgbb. Pemberian ekstrak putat air dilakukan secara oral selama 30 hari. Pengamatan jumlah se-sel spermatogenik (sel spermatogonia, spermatosit, spermatid) dilakukan secara histologis dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE) dan slide diperiksa dengan mikroskop cahaya. Data yang diperoleh dianalisis dengan Anova uji lanjutan dengan uji Duncan. Hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa pemberian ektrak putat air (Barringtonia racemose) dengan dosis pemberian yang berbeda tidak berpengaruh nyata (P

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK