KONVERSI LAHAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KABUPATEN ACEH BESAR (STUDI KASUS KECAMATAN DARUL IMARAH DAN PEUKAN BADA) | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    NULL

KONVERSI LAHAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KABUPATEN ACEH BESAR (STUDI KASUS KECAMATAN DARUL IMARAH DAN PEUKAN BADA)


Pengarang

Ichwal Zais - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

1509200240014

Fakultas & Prodi

Fakultas / / PDDIKTI :

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala., 2020

Bahasa

Indonesia

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Konversi lahan sawah telah terjadi berbagai wilayah propinsi termasuk propinsi Aceh. Bencana alam gempa bumi dan Tsunami di Propinsi Aceh menyebabkan proses rehabilitasi dan rekonstruksi mengalami pergeseran pembangunan yang mengarah ke wilayah selatan Kabupaten Aceh Besar yaitu Kecamatan Peukan Bada, Darul Imarah, Krueng Barona Jaya, dan Ingin Jaya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statitik, laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Peukan Bada mengalami peningkatan penduduk setiap tahunnya dari 6.459 jiwa pada tahun 2007 menjadi 17.792 jiwa tahun 2016. Sedangkan Kecamatan Darul Imarah merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk tertinggi di Kabupaten Aceh Besar dengan jumlah penduduk mencapai 53.177 jiwa pada tahun 2016. Pertumbuhan penduduk yang pesat serta meningkatnya tuntutan kebutuhan lahan menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan lahan untuk tempat tinggal atau permukiman. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis laju konversi lahan sawah tahun 2007 dan 2016 di Kecamatan Darul Imarah dan Peukan Bada, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani konversi lahan sawah di Kecamatan Darul Imarah dan Peukan Bada dan mengetahui komparasi pendapatan petani sebelum dan sesudah konversi lahan di Kecamatan Darul Imarah dan Peukan Bada.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Oktober 2018 di Kecamatan Darul Imarah dan Peukan Bada. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan pencacatan, wawancara dan mengamati langsung ke lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh dari dari instansi – instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi lahan secara spasial di Kecamatan Darul Imarah dan Peukan Bada yaitu luas lahan sawah di Kecamatan Darul Imarah pada tahun 2007 sebesar 825,64 Ha, tahun 2016 sebesar 675,33 Ha dengan laju konversi lahan sawah sebesar -18,21 %. Hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan luas lahan sawah sebesar -150,31 Ha selama sepuluh tahun dengan pola perubahan lahan sawah menjadi lahan permukiman dan lahan pertanian kering. Sedangkan di Kecamatan Peukan Bada luas lahan sawah tahun 2007 sebesar 340,53 Ha, tahun 2016 sebesar 391,88 dengan laju konversi sebesar 15,77 %. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan luas lahan sawah sebesar 51,34 Ha selama sepuluh tahun dikarenakan adanya percetakan sawah baru. Faktor–faktor yang mempengaruhi keputusan petani konversi lahan sawah di Kecamatan Darul Imarah dan Peukan Bada adalah faktor ekonomi. Hal ini dikarenakan petani melakukan konversi lahan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan modal usaha, ditambah lagi jumlah tanggungan petani pelaku yang relatif banyak dan tingkat pendidikan yang rendah. Komparasi rata-rata pendapatan petani pelaku sebelum melakukan konversi lahan sawah di Kecamatan Darul Imarah yaitu sebesar Rp.1.017.188 dan Kecamatan Peukan Bada sebesar Rp.1.072.917, sedangkan sesudah melakukan konversi lahan rata-rata pendapatan petani pelaku konversi lahan di Kecamatan Darul Imarah adalah sebesar Rp. 1.385.577 dan Kecamatan Peukan Bada sebesar Rp 1.545.313. Hal ini menunjukkan bahwa dampak dari konversi lahan sawah menyebabkan perubahan struktur pendapatan petani sebelum dan sesudah melakukan konversi lahan dari yang berstruktur pertanian ke non pertanian, dimana pendapatan yang diperoleh dari non pertanian (pedagang kelontong) mengalami peningkatan sesudah melakukan konversi lahan.

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK