PROFIL PENDERITA PENYAKIT HIRSCHSPRUNG DI RUMAH SAKIT DR. ZAINOEL ABIDIN DAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

PROFIL PENDERITA PENYAKIT HIRSCHSPRUNG DI RUMAH SAKIT DR. ZAINOEL ABIDIN DAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH


Pengarang

Nasrizarni - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

0807101010031

Fakultas & Prodi

Fakultas Kedokteran / Pendidikan Dokter (S1) / PDDIKTI : 11201

Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Kedokteran., 2012

Bahasa

Indonesia

No Classification

616.34

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Penyakit hirschsprung adalah penyebab obstruksi usus bagian bawah tersering pada neonatus dan merupakan suatu kelainan bawaan berupa aganglionosis dan hipertrofi berkas saraf di dinding usus, mulai dari sfingter ani interna dan meluas ke proksimal, melibatkan panjang usus yang bervariasi. Insidensi keseluruhan terjadi 1:5000 kelahiran hidup, dimana penderita laki-laki lebih banyak dari pada perempuan dengan perbandingan 4:1 dan ada kenaikan insidensi pada kasus familial yang rata-rata mencapai sekitar 3,6-7,8%. Untuk mengetahui profil penderita penyakit hirschsprung di RSUD dr. Zainoel Abidin dan RS Ibu dan Anak Banda Aceh, dilakukan penelitian bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian diambil dari data rekam medis penyakit hirschsprung selama periode 01 Agustus 2010 s.d. 31 Desember 2011. Sampel berjumlah 52 orang dan data dianalisa secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil penderita penyakit hirschsprung adalah sampel berjenis kelamin laki-laki sebanyak 38 orang (73,08%) dan perempuan sebanyak 14 orang (26,92%). Kelompok usia terbanyak menderita penyakit hirschsprung yaitu usia 0-1 bulan (34,63%) dan manifestasi klinis paling banyak ditemukan adalah distensi abdomen (94,23%). Penyakit penyerta terbanyak adalah enterokolitis (5,76%). Pemeriksaan penunjang yang tersering dilakukan yaitu pemeriksaan radiologi (barium enema) dan patologi anatomi (78,84%). Letak kelainan paling banyak di bagian rektosigmoid (88,47%). Terapi bedah definitif paling banyak dilakukan adalah prosedur Transanal Endorectal Pull Through (TEPT) (71,16%) serta outcome pasien paling banyak adalah hidup (94,24%). Semakin cepat diagnosa dan penanganan penyakit hirschprung dilakukan, maka semakin baik outcome pasien.

Kata kunci: penyakit hirschsprung, profil penderita, prosedur TEPT

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK