AKTIVITAS SOD DAN KUALITAS SPERMATOZOA TIKUS WISTAR PUTIH DIABETES SETELAH MPEMBERIAN EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA MERAH | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    THESES

AKTIVITAS SOD DAN KUALITAS SPERMATOZOA TIKUS WISTAR PUTIH DIABETES SETELAH MPEMBERIAN EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA MERAH


Pengarang

INTAN FITRI APRILA - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

1509200120012

Fakultas & Prodi

Fakultas / / PDDIKTI :

Penerbit

Banda Aceh : Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Veteriner Universitas Syiah Kuala., 2018

Bahasa

Indonesia

No Classification

616.462

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolik kronis yang ditandai dengan hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan salah satu penanda terjadinya kelainan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein. Hiperglikemia mengakibatkan peningkatan radikal bebas di dalam sel yang dalam jumlah berlebihan bersifat toksik sehingga mendorong terjadinya stres oksidatif. Kondisi hiperglikemia pada pria penderita DM mengakibatkan penurunan aktivitas enzim SOD dan gangguan fungsi reproduksi pada proses spermatogenesis, penurunan kualitas spermatozoa, gangguan ejakulasi, disfungsi ereksi, penurunan produksi hormon testosteron dan degenerasi sel Leydig.
Tujuan penelitian ini adalah melihat seberapa besar pengaruh pemberian ekstrak kulit buah delima merah terhadap aktivitas enzim antioksidan SOD jaringan testes tikus putih dan kualitas spermatozoa pada tikus putih DM induksi aloksan. Penelitian ini merupakan penelitian experimental laboratorik jenis Postest Only Control Group Design, dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola satu arah. Jumlah tikus yang dipakai sebanyak 24 ekor tikus putih strain wistar. Kelompok 1 sebagai kontrol negatif (KN) yaitu tikus yang tidak diberi apapun. Kelompok 2 sebagai kontrol positif (KP) yaitu tikus yang di induksi dengan aloksan. Kelompok 3 sebagai perlakuan 1 (KP1) yaitu tikus yang di induksi dengan aloksan dan diberi 100mg/kgbb/hari ekstrak kulit buah delima. Kelompok 4 sebagai perlakuan 2 (KP2) yaitu tikus yang di induksi dengan aloksan dan diberi 200mg/kgbb/hari ekstrak kulit delima. Masing-masing kelompok diulangi sebanyak 5 kali. Variabel yang diamati adalah aktivitas enzim SOD dan kualitas spermatozoa tikus putih setelah pemberian ekstrak kulit buah delima merah. Data diperoleh dari hasil uji analisis varian dan uji Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata aktivitas SOD jaringan ditemukan pada kelompok kontrol negatif (KN) adalah 2,60 ± 0,72 µg /mg sampel, kemudian mengalami penurunan menjadi 0,86 ± 0,32µg /mg sampel pada kelompok pada kelompok perlakuan tikus yang diinduksi aloksan (KP), dan mengalami peningkatan kembali pada kelompok tikus yang dinduksi aloksan dan ekstrak kulit buah delima dengan dosis 100 mg/kgbb/hari (KP1) dan 200 mg/kgbb/hari (KP2), secara berturut-turut adalah 1,84 ± 0,62 µg/mg dan 2,97 ± 1,15µg /mg. Sedangkan kualitas spermatozoa tikus setelah perlakuan pemberian ekstrak kulit buah delima merah mengalami peningkatan konsentrasi, motilitas, dan abnormalitas spermatozoa tikus putih. Konsentrasi spermatozoa pada kelompok perlakuan pemberian ekstrak kulit buah delima merah dosis 100 mg/kgbb/hr (KP1) adalah 40,60 ± 4,28 x 107, persentase motilitas 48,40± 7,64 % dan persentase abnormalitas 42,40 ± 6,11% dan dosis 200 mg/kgbb/hr (KP2) 60,80 ± 5,93 x 107, persentase motilitas 71,80 ± 5,89% dan persentase abnormalitas 24,40 ± 8,26% menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan KP.

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK