PENGATURAN WAKTU PANEN PADA DUA VARIETAS UBI JALAR (IPOMOEA BATATAS L.) DALAM UPAYA PENGENDALIAN HAMA BOLENG (CYLAS FORMICARIUS F.) DI KECAMATAN LEMBAH SEULAWAH KABUPATEN ACEH BESAR | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

PENGATURAN WAKTU PANEN PADA DUA VARIETAS UBI JALAR (IPOMOEA BATATAS L.) DALAM UPAYA PENGENDALIAN HAMA BOLENG (CYLAS FORMICARIUS F.) DI KECAMATAN LEMBAH SEULAWAH KABUPATEN ACEH BESAR


Pengarang

RIENI YULIARTI - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

1305101050079

Fakultas & Prodi

Fakultas Pertanian / Agroteknologi (S1) / PDDIKTI : 54211

Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala., 2018

Bahasa

Indonesia

No Classification

1

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

RINGKASAN
Indonesia merupakan pusat keanekaragaman ubi jalar ke dua setelah Amerika
Latin. Perkembangan produksi ubi jalar di Indonesia sampai saat ini masih terbilang
rendah karena beberapa faktor seperti umur, jenis atau varietas, kesuburan tanah,
ketinggian tempat penanaman, iklim (musim tanam), serta gangguan hama dan penyakit.
Hama boleng (Cylas formicarius F.) merupakan hama utama yang menyerang tanaman ubi
jalar. Penggunakan insektisida untuk mengendalikan hama boleng memiliki efek samping
terhadap lingkungan dan manusia, sehingga pengendalian hama dengan metode yang
ramah lingkungan mulai diminati yaitu dengan cara pembumbunan bedengan yang cukup
tinggi, rotasi tanaman, membuang atau memusnahkan seluruh sisa tanaman yang
terinfeksi, menanam klon unggul serta panen tepat waktu. Pengaturan waktu panen telah
dilakukan oleh petani tetapi belum ditemukan waktu panen yang tepat untuk
mengendalikan hama ini. Maka perlu diteliti mengenai pengaturan waktu panen yang tepat
untuk mencegah serangan hama boleng pada tanaman ubi jalar.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola Faktorial 5x2 dengan
4 ulangan. Faktor pertama adalah waktu panen yang terdiri dari 5 taraf yaitu waktu panen
saat umur 12, 13, 14, 15 dan 16 minggu setelah tanam (MST). Faktor kedua adalah varietas
yang terdiri dari 2 taraf yaitu varietas Antin-1 dan Kalasan, dengan demikian ada 40
bedengan. Masing-masing bedengan diambil 50 tanaman ubi jalar sebagai sampel sehingga
total tanaman sampel yang digunakan yaitu 200 tanaman. Peubah yang diamati adalah
jumlah umbi per tanaman, jumlah umbi terserang, bobot umbi basah, bobot ubi jalar yang
terserang hama, bobot umbi yang dipasarkan, jumlah umbi yang dipasarkan, persentase
serangan hama dan populasi hama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara waktu panen dan varietas
berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah umbi layak pasar namun berpengaruh tidak
nyata terhadap jumlah umbi ubi jalar, jumlah umbi terserang hama boleng, bobot umbi
basah, bobot umbi terserang hama boleng, persentase serangan dan populasi hama boleng.
Jumlah umbi layak pasar terbaik dijumpai pada kombinasi perlakuan waktu panen 14 MST
dan varietas Kalasan.
Perlakuan waktu panen berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi terserang,
persentase serangan hama dan populasi hama. Perlakuan waktu panen berpengaruh tidak
nyata terhadap jumlah umbi per tanaman, bobot umbi basah, bobot umbi terserang dan
jumlah umbi layak pasar per tanaman. Produksi ubi jalar tertinggi dan persentase serangan
hama boleng terendah yaitu pada waktu panen 12 MST.
Perlakuan varietas berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah umbi terserang hama
boleng, jumlah umbi layak pasar, persentase serangan hama boleng dan populasi hama
namun berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah umbi per tanaman, bobot umbi basah dan
bobot umbi terserang. Produksi ubi jalar tertinggi dan persentase serangan hama boleng
terendah yaitu pada varietas Kalasan.

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK