ANALISA OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FAILURE MODE AND EFECT ANALYSIS SEBAGAI DASAR REKOMENDASI PERBAIKAN PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS: MESIN SULZER 12ZV40 PLTD LUENG BATA) | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

ANALISA OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FAILURE MODE AND EFECT ANALYSIS SEBAGAI DASAR REKOMENDASI PERBAIKAN PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS: MESIN SULZER 12ZV40 PLTD LUENG BATA)


Pengarang

Wahyudi Aprinandar - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

1104106010043

Fakultas & Prodi

Fakultas Teknik / Teknik Industri (S1) / PDDIKTI : 26201

Penerbit

Banda Aceh : FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA., 2017

Bahasa

Indonesia

No Classification

621.816

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

PLTD Lueng Bata merupakan salah satu pembangkit listrik bertenaga diesel. Dalam pengoperasian PLTD Lueang Bata diperlukan pemeliharaan sebagai aktifitas penting dalam kegiatan perusahaan. Aktifitas tersebut sangat penting, agar dapat menjaga kehandalan pada mesin dalam pengoperasiannya dan menghindari dari kerugian losses yang akan terjadi sehingga dapat memberikan suplai listrik yang aman, cukup dan dapat dipercaya bagi konsumen, diperlukan pelaksanaan pemeliharaan serta operasi yang maksimal. TPM merupakan suatu prinsip manajemen untuk meningkatkan produktivitas dan efesiensi produksi. Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan salah satu metode pengukuran efektivitas pemakaian mesin atau peralatan, Pengukuran dengan OEE diuraikan mulai dari prosedur perhitungan ketiga komponen OEE. Hasil perhitungan OEE pada periode Januari sampai dengan Juni 2015 sebesar 89,48%. Adapun losses yang mempengaruh signifikan adalah reduced Speed (78,34%) dan breakdown Losses (20,24%) dari total time losses. Berdasarkan analisa menggunakan Failure Mode and Efect Analysis (FMEA), dapat diketahui komponen prioritas yang paling berpengaruh berdasarkan nilai RPN tertinggi dan akan diperbaiki strategi perawatan komponen prioritas tersebut dengan konsep pilar TPM, antara lain filter oli kotor, pemasangan coupling unbalance, viscosity pada oli, motor pompa oli tidak normal, radiator tidak berfungsi, pin coupling longgar. Rekomendasi perbaikan perawatan yang menjadi prioritas berdasarkan 8 pilar TPM yaitu Autonomus Maintenance, Planned maintenance, dan Quality Maintenance.

Kata kunci : Maintenance, TPM, OEE, Six big Losses, FMEA,

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK