KAJIAN PENGERINGAN CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUUM L) MENGGUNAKAN ALAT PENGERING TIPE TEROWONGAN (HOHENHEIM) | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    NULL

KAJIAN PENGERINGAN CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUUM L) MENGGUNAKAN ALAT PENGERING TIPE TEROWONGAN (HOHENHEIM)


Pengarang

IRFAN REZA SYAHPUTRA - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

1105106010047

Fakultas & Prodi

Fakultas Pertanian / Teknik Pertanian (S1) / PDDIKTI : 41201

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala., 2016

Bahasa

Indonesia

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

IRFAN REZA SYAHPUTRA. 1105106010047. KAJIAN Pengeringan Cabai Merah
(Capsicum annuum L) Menggunakan Alat Pengering Tipe Terowongan
(Hohenheim). Dibawah bimbingan Bambang Sukarno Putra, S.TP, M.Si Sebagai
Pembimbing Utama dan Andriani Lubis, S.TP, M.Si sebagai Pembimbing Anggota.


RINGKASAN
Kadar air cabai merah segar yaitu sekitar 70-95%. Hal demikian menyebabkan
cabai merah cepat rusak karena adanya penurunan nilai gizi, susut bobot, kerusakan dan
penurunan sifat fisik yang disebabkan oleh bakteri-bakteri dan mikroba yang berkembang
dikarenakan kadar air pada cabai yang tinggi. Untuk mempertahankan kualitas cabai
merah perlu dilakukannya perlakuan pasca panen seperti pengeringan. Pengeringan cabai
selain dengan cara tradisional dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengering
buatan yaitu alat pengering tipe terowongan (Hohenheim). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui laju pengeringan dan kualitas cabai menggunakan alat pengering tipe
terowongan (Hohenheim) terhadap cabai merah kering yang dihasilkan.
Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah kecepatan udara, suhu
pengeringan, kelembaban relatif (RH), iradiasi surya, penurunan kadar air, laju
pengeringan, vitamin C, perhitungan rendemen, organoleptik. Pengamatan dilakukan
setiap 60 menit selama proses pengeringan, pengeringan dihentikan saat kadar air pada
cabai mencapai 11%, pada proses pengeringan dilakukan dua metode pengeringan yaitu
pengeringan menggunakan alat pengering tipe terowongan (Hohenheim) (A) dan
pengeringan dilingkungan menggunakan terpal (L). Pada cabai diberikan perlakuan yaitu
cabai dengan waktu blanching selama 5 menit (5) dan 10 menit (10).
Proses pengeringan berlangsung selama 32 jam dalam 4 hari. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai kecepatan udara pada alat pengering konstan yaitu sebesar 0,1
m/s, sedangkan pada lingkungan terjadinya fluktuasi, dimana nilai maksimum yaitu 2 m/s
pada hari pertama. Suhu maksimum dalam ruang alat pengering yaitu 65°C pada hari
ketiga, sedangkan pada lingkungan suhu maksimum yaitu sebesar 40°C pada hari
keempat. Kelembaban relatif minimum pada ruang alat pengering yaitu sebesar 19,8%
pada hari ketiga, sedangkan pada lingkungan kelembaban relatif minimum yaitu sebesar
41,3% pada hari keempat. Iradiasi surya maksimum selama 4 hari pengeringan yaitu
sebesar 751,5 W/m² pada hari ketiga. Kadar air akhir cabai merah kering pada alat dengan
blanching 5 dan 10 menit yaitu 9,4%, sedangkan pada lingkungan dengan blanching 5
dan 10 menit yaitu 10,2%. Laju pengeringan akhir yaitu didapat pada A5 yaitu
(0,10%bk/jam), A10 yaitu (0,11%bk/jam), L5 yaitu (0,23%bk/jam) dan L10(yaitu
(0,06%bk/jam). Kandungan vitamin C didapat pada A5 yaitu 39,6 mg/100gram, A10
yaitu 33 mg/100gram, L5 yaitu 41,8 mg/100gram dan L10 yaitu 37,4 mg/100gram. Nilai
rendemen didapat pada A5 yaitu 36%, A10 yaitu 38,4%, L5 yaitu 35,7% dan L10 yaitu
30,5%. Uji organoleptik Cabai merah kering menunjukkan bahwa pada A10 panelis
paling menyukai sedangkan paling tidak disukai yaitu L5.

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK