COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENCEGAHAN NARKOBA DI KOTA BANDA ACEH | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENCEGAHAN NARKOBA DI KOTA BANDA ACEH


Pengarang

ZULHAKIKI - Personal Name;

Dosen Pembimbing

Dahlawi - 196201011985031019 - Dosen Pembimbing I
Afrijal - 199104182020121003 - Dosen Pembimbing II
Bustami Usman - 195912311985011001 - Penguji
Nofriadi - 198911032024211001 - Penguji



Nomor Pokok Mahasiswa

1810104010048

Fakultas & Prodi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik / Ilmu Pemerintahan (S1) / PDDIKTI : 65201

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Ilmu Sosial dan Politik., 2025

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

ABSTRAK
Aceh yang merupakan provinsi yang menjunjung tinggi nilai dan syariat islam tidak menutup kemungkinan akan banyaknya masyarakat yang melakukan tindakan penyalahgunaan narkotika. Hal tersebut dibuktikan bahwa Aceh menempati posisi ke enam di Indonesia sebagai daerah darurat narkoba di tahun 2019. Banyaknya masyarakat yang telah terlibat dalam penyalahgunaan narkoba Sehingga diperlukan adanya tindakan yang lebih intensif dalam mengawasi dan menindaklanjuti setiap pergerakan dari pelanggaran penggunaan dan penyebaran narkoba secara ilegal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kolaborasi yang dilakukan dan faktor penghambat yang dihadapi oleh Pemerintahan Kota Banda Aceh bersama Badan Narkotika Nasional Kota Banda Aceh dalam pencegahan narkoba. Penelitian ini menggunakan teori collaborative gorernance, dengan menggunakan metode kualitatif dan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan kolaborasi BNN Kota Banda Aceh dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba belum optimal, dari segi orientasi konsensus sudah baik dalam membuat kesepakatan kerjasama, dari segi kepemimpinan kolektif belum optimal dalam mengikutsertakan dan berkoordinasi dengan pihak yang terlibat, dari segi komunikasi multi arah masih belum optimal dalam membangun interaksi, dari segi berbagi sumber daya masih belum meratanya sumber daya yang dibagikan kepada pihak yang terlibat. Hambatan yang dialami pihak BNN dan pihak yang terlibat dalam pencegahan narkoba yaitu mulai dari kurangnya sumber daya manusia, anggaran, dan koordinasi. Diharapkan BNN lebih memperhatikan kembali setiap pihak yang sudah terlibat maupun masih direncanakan untuk diajak kerja sama, karena masih adanya pihak- pihak yang masih kesulitan terhadap anggaran, pengetahuan, kemampuan, dan kapasitas dalam menjalankan kolaborasi pencegahan narkoba guna menyelamatkan dan melindungi masyarakat dari dampak buruk narkoba.
Kata Kunci: Narkoba, Pencegahan dan Pemberantasan, BNN

ABSTRACT Aceh, which is a province that upholds Islamic values and sharia does not rule out the possibility of many people who commit acts of narcotics abuse. This is proven by the fact that Aceh is in sixth place in Indonesia as a drug emergency area in 2019. The large number of people who have been involved in drug abuse so that more intensive action is needed to supervise and follow up every movement of violations of illegal drug use and spread. This study aims to find out the collaboration carried out and the inhibiting factors faced by the Banda Aceh City Government and the National Narcotics Agency of Banda Aceh City in drug prevention. This research uses collaborative gorernance theory, using qualitative methods and data obtained through observation, interviews and documentation. The results of the study show that the collaboration of BNN Banda Aceh City in preventing drug abuse in terms of consensus orientation has been good in making cooperation agreements, in terms of collective leadership has not been optimal in including and coordinating with the parties involved, in terms of multi-directional communication is still not optimal in building interaction, in terms of sharing resources is still not evenly distributed to the parties involved. The obstacles experienced by BNN and parties involved in drug prevention are starting from the lack of human resources, budget, and coordination. It is hoped that BNN will pay more attention to each party that has been involved or is still planned to be cooperated, because there are still parties who are still struggling with the budget, knowledge, capabilities, and capacity in carrying out drug prevention collaborations to save and protect the community from the adverse effects of drugs. Keyword: Drugs, Prevention and Eradication, BNN

Citation



    SERVICES DESK