POTENSI PENGGUNAAN DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) SEBAGAI IMBUHAN PAKAN AYAM BROILER : KAJIAN META-ANALISIS | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    THESES

POTENSI PENGGUNAAN DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) SEBAGAI IMBUHAN PAKAN AYAM BROILER : KAJIAN META-ANALISIS


Pengarang
Dosen Pembimbing

Samadi - 196807171993031005 - Dosen Pembimbing I
Mohd. Agus Nashri Abdullah - 197108161997021001 - Penguji
Sitti Wajizah - 196902281993032001 - Penguji
Yurliasni - 196204301989032002 - Penguji



Nomor Pokok Mahasiswa

2305204010008

Fakultas & Prodi

Fakultas Pertanian / Peternakan (S2) / PDDIKTI : 54131

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Program Studi Magister Ilmu Peternakan Universitas Syiah Kuala., 2025

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Sejak lama, manusia bergantung pada alam untuk kebutuhan dasar seperti pangan, papan, obat-obatan, dan pupuk, termasuk dalam bidang kesehatan dengan memanfaatkan tanaman berkhasiat obat yang mengandung senyawa bioaktif sebagai antimikroba, antioksidan, dan lainnya. Selain untuk manusia, obat herbal kini mulai digunakan peternak unggas sebagai alternatif pengganti obat kimia yang mahal, khususnya bagi peternak skala kecil. Salah satu tanaman yang potensial adalah kelor (Moringa oleifera), yang kaya protein, flavonoid, dan saponin, sehingga dapat meningkatkan performa dan kualitas produksi ayam broiler. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tepung daun kelor dalam pakan ayam dapat meningkatkan bobot badan dan persentase karkas, meski hasilnya bervariasi, bergantung pada dosis dan kandungan tanin yang dapat memengaruhi konsumsi. Studi meta-analisis diperlukan untuk menarik kesimpulan umum terkait potensi kelor sebagai imbuhan pakan ayam broiler.
Penelitian ini diawal dengan pembuatan database, dilakukan dengan mengumpulkan 983 artikel dari Google Scholar dan Scopus menggunakan kata kunci terkait kelor, performa, karkas, ayam broiler, dan feed additives, yang dihubungkan dengan boolean operator. Artikel diseleksi menggunakan diagram alir PRISMA melalui Microsoft Excel dan Mendeley, menghasilkan 29 artikel untuk meta-analisis. Data ekstraksi diolah dalam Microsoft Excel, dikonversi ke satuan yang sama, dan dianalisis menggunakan program SAS. Eksperimen difokuskan pada ayam broiler dengan feed additive kelor dalam pakan sebesar 0–2%, dengan parameter seperti bobot badan, pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan air minum harian, konversi pakan, berat karkas, dan persentase karkas.
Penelitian menunjukkan bahwa pemberian daun kelor sebagai imbuhan pakan pada ayam broiler memberikan dampak bervariasi terhadap performa dan karkas. Pemberian dalam bentuk pakan menunjukkan penurunan signifikan pada pertambahan bobot badan (weight gain) dan feed conversion ratio (FCR) (P0,05). Rata-rata bobot akhir ayam yang diberi kelor dalam pakan adalah 2088,26 gram, sedangkan melalui air minum 2039,06 gram. Bobot karkas melalui pakan adalah 1571,44 gram dengan persentase 71,11%, sedangkan melalui air minum 2073,27 gram dengan persentase 78,35%, tetapi perbedaan ini tidak signifikan. Konsumsi pakan meningkat secara signifikan dengan pemberian kelor dalam pakan, sedangkan melalui air minum tidak berpengaruh. FCR lebih rendah pada pemberian kelor dalam pakan (1,92), menunjukkan efisiensi konversi pakan yang lebih baik, sedangkan melalui air minum FCR lebih tinggi (2,29) dan tidak signifikan. Model kuadratik menunjukkan bahwa daun kelor dalam pakan berpotensi meningkatkan efisiensi FCR dan performa ayam broiler pada dosis optimal, sementara pemberian melalui air minum kurang efektif karena distribusi dosis yang tidak konsisten.

For a long time, humans have relied on nature for basic needs such as food, shelter, medicine, and fertilizer, including in the health field, by utilizing medicinal plants that contain bioactive compounds with antimicrobial, antioxidant, and other properties. In addition to human use, herbal medicines are now also being adopted by poultry farmers as an alternative to expensive chemical drugs, especially for small-scale farmers. One promising plant is Moringa (Moringa oleifera), which is rich in protein, flavonoids, and saponins and thus can improve the performance and quality of broiler chicken production. Studies have shown that Moringa leaf meal in chicken feed can increase body weight and carcass yield, although results vary depending on dosage and tannin content, which can affect consumption. A meta-analysis is needed to draw general conclusions about the potential of Moringa as a feed additive for broiler chickens. This study began with database creation by gathering 983 articles from Google Scholar and Scopus using keywords related to Moringa, performance, carcass, broiler chicken, and feed additives, connected by Boolean operators. Articles were selected using a PRISMA flow diagram through Microsoft Excel and Mendeley, yielding 29 articles for meta-analysis. Extracted data were processed in Microsoft Excel, converted to the same units, and analyzed using SAS software. The experiment focused on broiler chickens with Moringa as a feed additive at 0–2%, with parameters such as body weight, weight gain, daily feed and water intake, feed conversion ratio, dressed weight, and carcass yield. The study shows that using Moringa leaf as a feed additive in broiler chickens has varying effects on performance and carcass. Feeding Moringa in the diet significantly reduced weight gain and feed conversion ratio (FCR) (P0.05). The average final weight of chickens given Moringa in feed was 2088.26 grams, while it was 2039.06 grams through drinking water. The dressed weight through feed was 1571.44 grams with a carcass yield of 71.11%, whereas, in drinking water, it was 2073.27 grams with a carcass yield of 78.35%, but this difference was insignificant. Feed intake increased significantly with Moringa in feed but was unaffected by drinking water. FCR was lower with Moringa in feed (1.92), indicating better feed conversion efficiency, while FCR in drinking water was higher (2.29) and insignificant. The quadratic model shows that Moringa in feed can improve FCR efficiency and broiler performance at an optimal dose. At the same time, administration in drinking water is less effective due to inconsistent dose distribution.

Citation



    SERVICES DESK