Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
SKRIPSI
PERANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI ALAT PENGERING MENGGUNAKAN KOLEKTOR MATAHARI DAN PARAFIN (APKOMPA) UNTUK PENGERINGAN CABAI MERAH
Pengarang
Raudhah - Personal Name;
Dosen Pembimbing
Nomor Pokok Mahasiswa
9851611491
Fakultas & Prodi
Fakultas Pertanian / Teknik Pertanian (S1) / PDDIKTI : 41201
Kata Kunci
Penerbit
Banda Aceh : Fakultas Pertanian., 2005
Bahasa
Indonesia
No Classification
664
Literature Searching Service
Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)
Cabai merah merupakan salah satu jenis hortikultura yang sangat dibutuhkan untuk bumbu masakan. Namun cabai merah segar tidak bisa dismmpan lebih dari 5 hari tanpa pengawetan, schingga masyarakat melakukan pengawetan cabat merah dengan penjemuran langsung di bawah sinar matahari Untuk memperbaharui metode pengeringan alamiah ini maka telah dilakukan upaya perancangan dan uni performansi alat pengering kolektor energi matahani dan parafin (APKOMA)
Penelitian ini bertujuan untuk merancang APKOMPA yang efesien khususnya untuk pengermngan cabai merah dan untuk mengetahut ujr performansi terhadap distribusr temperatur, kelembaban relatif, serta laju pengermngan cabai merah
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu pembuatan APKOMPA dan pengeringan cabai merah. Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah temperatur, pengukuran bola basah dan bola kering, dan susut bobot cabat merah per 30 menit dari pukul 9.00 WI 16.00 WIB. Pengeringan dilakukan selama 3 hari
dengan 3 kali ulangan
Temperatur rata-rata selama 9 hari proses pengeringan yang diperoleh yaitu pada pukul 13.00 WI dengan nilai rak atas 36.8C, rak tengah 37.5C, rak bawah 39.8C dan kolektor 45,8C. Sedangkan temperatur rata-rata tertinggi diluar APKOMPA adalah 36,3'C dicapai pada pukul 1H . 00 WIB. Pola distribusi RH yang diperoleh mempunyai fluktuasi yang tidak menentu Grafik laju pengeringan terhadap waktu dan kadar air juga menunjukkan pola yang tidak menentu. Kadar air cabi merah yang dikeringkan secara tradisional adalah 1 8,18 7 1 %, sedangkan cabai merah yang dikeringkan dalam APKOMPA pada rak atas adalah 14,0289%, rak tengah 16,2169% dan rak bawah 11,3827%. Hasil pengeringan terbaik diperoleh pad rak bawah
Tidak Tersedia Deskripsi
PERBANDINGAN KINERJA ALAT PENGERING APKOMPA DAN APH UNTUK PENGERINGAN PISANG (Bambang SP, 2024)
KAJI VARIASI TEKNOLOGI KOLEKTOR SURYA SEBAGAI ALAT PENGERING (RAMANDA SISKA YUDHA, 2020)
KAJIAN SISTEM PENGERINGAN IKAN DENGAN METODE HYBRID (ENERGI SURYA DAN ENERGI BAHAN BAKAR GAS) (Muhammad Hatta, 2018)
PENGARUH KONFIGURASI MATERIAL PENYIMPAN PANAS TERHADAP KEMAMPUAN MEMANASKAN AIR PADA KOLEKTOR KONSENTRATOR TIPE SILINDRIS (ISLAHUL UMAM, 2018)
SISTEM PENGERING PISANG DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI HYBRID (SURYA DAN BAHAN BAKAR GAS) (ALVIN PRATAMA, 2021)