SIFAT FUNGSIONAL PATI SAGU YANG TERMODIFIKASI DENGAN METODE PEMANASAN DAN PENDINGINAN BERULANG | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

SIFAT FUNGSIONAL PATI SAGU YANG TERMODIFIKASI DENGAN METODE PEMANASAN DAN PENDINGINAN BERULANG


Pengarang

Edwan Mares - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

0905105010050

Fakultas & Prodi

Fakultas Pertanian / Teknologi Hasil Pertanian (S1) / PDDIKTI : 41231

Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Pertanian., 2013

Bahasa

Indonesia

No Classification

633.68

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Sagu (Metroxylon sagu Rottb) merupalan tanaman penghasil pati yang sangat potensial di masa yang akan datang. Sagu merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Provinsi Aceh, khususnya Kabupaten Aceh Selatan termasuk salah satu daerah penghasil sagu di Indonesia Produksi sagu dikabupaten ini tahun 2010 mencapeai l6 ton pertahun, Permintaan terhadap sagu di Aceh selama ini meningkat, karena dapeat dijadikan alternatif utama dalam memenuhi kebutuhan bahan pangan pokok beras alibat meningkatnya harga beras di pasaran terutama di wilayah Simeulue (BK PM, 2012).
Peluang pengembangan sagu sebagai bahan pangan cukup besar. Peluangnya sebagai bahan makanan dapat diarahkan untuk menunjang ketahanan pangan nasional melalui program diversifikasi pangan, disamping peluangnya sebagai bahan baku industri yang memanfaatkan pati sebagai bahan dasarnya Untuk mendapatkan pati sesuai dengan karakteristik produk pangan dan meningkatkan sifat fungsionalnya maka pati tersebut perlu dimodifikasi, salah satu metode modifikasi yang dilakukan pada penelitian ini dengan pemanasan dan pendinginan, perlak uan pemanasan dengan menggunakan metode pemanasan dan pendinginan dapat meningkatkan produksi pati resisten hingga 9%. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acal Lenglap (RAL) pola faltorial yang
terdiri atas 2 (dua) faktor. Faktor pertama adalah lama gelatinisasi (W) yang tendiri dari 4 taraf yaitu W1 = 15 menit, W2= 20 menit, W3 = 25 menit dan W4 = 30 menit. Faktor kedua adalah siklus gelatinisasi (S) yang terdiri dari 2 taraf yaitu S1 = 3 siklus dan S2 = 5 siklus. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 18 saruan percobaan
Hasil penelitin menunjukkan bahwa semakin lama gelatinissi dan bertambah jumlah siklus pemanasan-pendinginan, maka semakin mnenurunkan nilai viskositas panas, viskositas dingin dan kejernihan pasta, kecuali nilai kelarutan (Solubility), swelling power dan freeze thawing yang cenderung meningkat semakin lama gelatinisasi dan
bertambahnya siklus.

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK