Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
SKRIPSI
RANCANG BANGUN ALAT PENGERING SOLAR DRYER BERBAHAN BAKAR BIOMASSA TIPE LIMAS TETRAGONAL UNTUK PENGERINGAN BIJI KAKAO (THEOBROMA CACAO.L)
Pengarang
Irwansyah - Personal Name;
Dosen Pembimbing
Nomor Pokok Mahasiswa
040510601002
Fakultas & Prodi
Fakultas Pertanian / Teknik Pertanian (S1) / PDDIKTI : 41201
Penerbit
Banda Aceh : Fakultas Pertanian., 2010
Bahasa
Indonesia
No Classification
631.3
Literature Searching Service
Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)
Biji kakao merupakan salah satu komoditi perkebunan yang sangat potensial dan prospektif untuk dikembangkan dalam rangka usaha meningkatkan devisa negara serta meningkatkan penghasilan petani kakao. Saat ini, produksi biji kakao Indonesia secara signifikan terus meningkat, namun mutu yang dihasilkan sangat rendah dan beragam. Pengeringan merupakan salah satu rantai penanganan pasca panen kakao yang sangat kritis. Pengeringan secara tradisonal selama ini merupakan salah satu penyebab turunnya mutu kakao hasil penanganan pasca panen. Pengering buatan dapat menjadi pilihan tetapi biaya encrgi yang tinggi menycbabkan pengering ini ditinggalkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang bangun pengering biji kakao dengan sumber panas dari matahari dan biomassa yang dilengkapi media penyimpan panas, uji performansi pengering hasil rancangan dilakukan untuk mengetahui laju aliran panas alat, dimana alat digunakan untuk mengcringkan komoditi kakao sebagai awal proses penanganan produk olahan biji kakao lebih anjut yang berpengaruh juga tcrhadap kualitas hasil produksi. Desain untuk pengering surya ini akan dikaji secara fungsional dan struktural. Uji kosong alt dilakukan selama empat hari terhitung sejak selesainya penelitian tahap pertama. yaitu merancang bangun alat yang memakan waktu satu bulan, dua hari pertama pengujian terhadap alat dilakukan tanpa tambahan bahan bakar dan dua hari selanjutnya pengujian dengan tambahan bahan bakar.
Hasil penelitian menunjukkan distribusi temperatur tertinggi dalam ruang pengering mencapai 70.2 "C dengan RH 58,48 %, panas terbaik untuk komponen alat pengering didapat pada media penyimpan panas yang mencapai 92,5 "C, temperatur tertinggi untuk rak terjadi pada tingkat rak bagian atas, yaitu pada rak 7A dan 7B dengan suhu rata-rata sebesar 67 "C 69,6 "C. Hasil tersebut dikarenakan kedua sisi pengering bagian atas tempat kedua rak berada mendapat intensitas iradiasi matahari maksimal hampir sepanjang waktu pengujian. Perpindahan panas yang dihasilkan tungku ke ruang pcngering dengan penggunaan biomassa adalah sebesar 627,87 KJ pada hari ketiga dan sebesar 887,58 KJ pada hari keempat. Perpindahan panas dari tungku ke lingkungan adalah scbesar 0,8I KJ untuk hari ketiga dan 0,96 KJ untuk hari keempat Perpindahan panas konveksi yang terjadi pada ruang pengering yaitu perpindahan panas konveksi bebas (alamiah). Perpindahan panas dari penukar panas ke ruang pengering pada hari ketiga dan keempat masing-masing scbesar 487469,66 KJ dan 520967,58 KJ, Pada keadaan ini semakin besar laju perpindahan panas yang didapat, akan semakin baik untuk meningkatkan suhu dalam ruang pengering. Perhitungan perpindahan panas untuk rak pengering dilakukan mulai dari hari pertama pengujian, karena panas rak pengering tidak hanya dipengaruhi oleh aliran panas dari tungku tapi juga dari intensitas iradiasi surya yang didapat, untuk ini nilai harian yang didapat dirata-ratakan. Pada hari pertama rata-rata untuk rak A dan B masing-masing adalah 276,61 KJ dan 24 1 ,18 KJ, untuk hari kedua scbesar 354,82 KJ dan 329,28 KJ. Hari ketiga dengan penggunaan biomassa untuk rak A dan B masing-masing adalah 853, 63 KJ dan 816.8 1 KJ serta hari keempat masing-masing 803.7 KJ untuk rak A dan 792,37 KJ untuk rak B. Dengan adanya aliran panas dari tungku pembakaran, temperatur udara ruang pengering akan semakin meningkat, yang diikuti dengan semakin besarnya aliran panas. Energi panas dalam ruang pcngering lebih banyak didapat dari pembakaran biomassa dengan 98,46 % pada hari ketiga dan 97,35 % pada hari keempat, sedangkan untuk energi panas dari matahari hanya berkisar antara 1 ,54% -2,65 %.
Tidak Tersedia Deskripsi
PERSENTASE KEHILANGAN BERAT PADAPENANGANAN PASCA PANEN MATA RANTAI PASOK KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) DI KABUPATEN PIDIE (Teuku Fazaki, 2015)
KAJIAN KUALITAS BIJI KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) DENGAN VARIASI METODE PENGERINGAN (Edi Kurniawan, 2019)
IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY PADA PENGERING BIJI KAKAO (MUHAMMAD KHALIS FIKRI, 2022)
KEBUTUHAN ENERGI PENGERING KABINET UNTUK PENGERINGAN BIJI KAKA O (THEOBREMA CACAO L) (Rama Diana, 2024)
KAJI EKSPERIMENTAL PENGERINGAN BIJI KAKAO (Abdul Muthalib, 2023)