Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
SKRIPSI
PENGARUH METODE PERSIAPAN BAHAN DAN LAMA EKSTRAKSI PADA PROSES PRODUKSI PEKTIN DARI KULIT JERUK BALI.
Pengarang
Elfida Saputri - Personal Name;
Dosen Pembimbing
Nomor Pokok Mahasiswa
9951511935
Fakultas & Prodi
Fakultas Pertanian / Teknologi Hasil Pertanian (S1) / PDDIKTI : 41231
Subject
Penerbit
Banda Aceh : Fakultas Pertanian., 2007
Bahasa
Indonesia
No Classification
664.25
Literature Searching Service
Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)
Jeruk bali umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar, sedangkan kulitnya dibuang sebagai iimbah. Di USA telah diakukan peneiitian terhadap iimbah tersebut. Beberapa produk dapat dihasilkan dari kulit jeruk, diantaranya gula tetes, alkohoi, makanan ternak sesudah melalui proses pengeringan, minyak, manisan (pompelmoes) dan pektin. Pektin dapat digunakan pada industri sari buah. selai. jeli, marmalade, industri pengaiengan buah-buahan dan farmasi. Indonesia mengimpor pektin sebesar 60-65 kg pertahun dengan nilai sebesar US$ 621. 652.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2006 dengan iokasi penelitian di Laboratorium Analisis Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Makanan Ternak, Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah kuala. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 x 3 yang terdiri atas 2 faktor, yaitu: faktor metode persiapan bahan (A) yang terdiri dari dua taraf yaitu A 1= metode basah dan A2= metode kering. Faktor kedua yaitu lama ekstraksi (B) yang terdiri dari tiga taraf yaitu B1= 45 menit. B2=
60 menit dan B3= 75 menit. Parameter yang diamati dan dianalisis pada pektin kulit jeruk bali meliputi rendemen, kadar air, kadar abu. berat ekivalen, kadar metoksil dan kadar asam galakturonat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor metode persiapan bahan (A) berpengaruh sangat nyata (P< 0,01) terhadap berat ekivalen. kadar metoksil dan kadar asam galakturonat. Sedangkan terhadap rendemen, kadar air dan kadar abu faktor A berpengaruh tidak nyata (P> 0,05). Lama ekstraksi (B) berpengaruh sangat nyata (P 0,0l) terhadap berat ekivalen dan kadar metoksil. Faktor B berpengaruh nyata (P< 0,05) pada rendemen dan kadar air. Sedangkan pada kadar abu dan kadar asam galakturonat faktor B berpengaruh tidak nyata (P> 0.05). lnteraksi metode persiapan bahan dan lama ekstraksi (AB) berpengaruh sangat
nyata (P 0,01) terhadap rendemen. kadar air, kadar metoksil dan kadar asam galakturonat. Sedangkan pada kadar abu dan berat ekivalen faktor AB berpengaruh tidak nyata (P> 0,05).
Rendemen tertinggi diperoleh pada metode basah dengan lama ekstraksi
75 menit (A 1B3) yaitu 3.36 %. Sedangkan rendemen pektin yang paling rendah yaitu 1,46 % diperoleh dari hasil ekstraksi dengan menggunakan metode kering dengan lama ekstraksi 45 menit (A2B 1 ). Perlakuan terbaik diperoleh pada metode basah dengan lama ekstraksi 75 menit (A1B). Karakteristik pektin yang dihasilkan adalah rendemen 3,36 %. kadar air 4,11 %, kadar abu 7.11 %. kadar metoksil 5,09, berat ekivalen 3965.239 dan kadar asam galakturonat 39.06%.
Tidak Tersedia Deskripsi
PENGARUH METODE PERSIAPAN BAHAN DAN LAMA EKSTRAKSI PADA PROSES PRODUKSI PEKTIN DARI KULIT JERUK BALI. (Elfida Saputri, 2024)
PEMBUATAN PEKTIN KULIT JERUK NIPIS (CITRUS AURANTIFOLIA SWINGLE) DENGAN VARIASI NISBAH BAHAN DAN AIR SERTA PERBANDINGAN ALKOHOL TERHADAP FILTRAT (Sari Hurulita, 2024)
KAJIAN MEMINIMALISASI RASA PAHIT PADA MANISAN KULIT JERUK BALI (CITRUS MAXIMA) (Fitria Juliana, 2025)
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN GARAM DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP MUTU MANISAN KULIT JERUK BALI (CITRUS GRANDIS) (Dina Erfina, 2024)
PRARANCANGAN PABRIK PEKTIN DARI KULIT JERUK DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU 27.000 TON/ TAHUN (Misrawati, 2024)