Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
SKRIPSI
WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JASA FOTOGRAFI (SUATU PENELITIAN DI KOTA BANDA ACEH)
Pengarang
FARHAN - Personal Name;
Dosen Pembimbing
Susiana - 198101282006042002 - Dosen Pembimbing I
Nomor Pokok Mahasiswa
1903101010376
Fakultas & Prodi
Fakultas Hukum / Ilmu Hukum (S1) / PDDIKTI : 74201
Subject
Kata Kunci
Penerbit
Banda Aceh : Fakultas Hukum., 2024
Bahasa
No Classification
-
Literature Searching Service
Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)
Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata menyatakan bahwa "Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya." Salah satu perjanjian yang umum dalam praktik adalah perjanjian jasa fotografi. Dalam perjanjian ini, penyedia jasa fotografi berkewajiban untuk menyerahkan hasil foto setelah sesi pemotretan dan melalui proses editing. Namun, dalam praktik terjadinya wanprestasi, di mana foto-foto yang telah diambil hilang saat pemindahan file. Akibatnya, pengguna jasa tidak menerima hasil fotonya, dan kewajiban yang seharusnya dipenuhi oleh penyedia jasa fotografi tidak terlaksana sebagaimana yang diperjanjikan. Dari sudut pandang praktik, hak dan kewajiban pengguna jasa dalam perjanjian ini tidak terpenuhi. Pengguna jasa di Calitra Studio dan Dame Project dirugikan karena hasil foto yang seharusnya diterima hilang atau musnah akibat kelalaian fotografer.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk wanprestasi dalam perjanjian fotografi, menganalisis upaya penyelesaian wanprestasi yang dilakukan oleh penyedia dan pengguna jasa fotografi.
Penelitian ini merupakan penelitian yang yuridis empiris yaitu untuk memperoleh data dilakukan penelitian kepustakaan dan tinjauan langsung praktik di lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan menelaah buku-buku bacaan, dan peraturan perundang undangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dan tinjuan langsung dilakukan dengan melakukan wawancara kepada penyedia jasa dan pengguna jasa fotografi.
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa bentuk wanprestasi dalam perjanjian fotografi adalah rusaknya dan hilangnya file foto milik pengguna jasa akibat kelalaian penyedia jasa. Penyedia jasa seharusnya melakukan backup data sebagai langkah pencegahan untuk menghindari kehilangan data. Langkah ini dapat membantu mencegah kerugian yang dialami pengguna jasa, baik dari segi waktu, momen, maupun materi. Penyelesaian wanprestasi dalam jasa fotografi dilakukan melalui musyawarah, di mana penyedia jasa memberikan ganti rugi berupa sesi foto ulang tanpa biaya tambahan dan pembuatan video behind the scenes selama pemotretan ulang sebagai bentuk tanggung jawab atas kelalaian tersebut.
Disarankan kepada kedua belah pihak yang melakukan kontrak agar mencantumkan syarat dan ketentuan yang jelas apabila kelak terjadi wanprestasi dalam perjanjian yang dilaksanakan. Disarankan kepada pihak penyedia fotografi agar lebih berhati-hati dan teliti dalam pekerjaan agar kejadian wanprestasi dapat dihindari dengan cara memerhatikan setiap pekerjaan dan menjaga profesionalitasan dalam pekerjaan.
Article 1338, paragraph (1) of the Civil Code states, "All agreements made legally shall apply as law for those who make them." One common agreement in practice is the photography services contract. In this agreement, the photography service provider is obligated to deliver the photos after the shoot and through the editing process. However, in practice, breaches of contract occur, such as when the photos taken are lost during file transfer. As a result, the client does not receive their photos, and the obligations that the photography provider should fulfill are not met as agreed. From a practical standpoint, the rights and obligations of the client in this agreement are not fulfilled. Clients at Calitra Studio and Dame Project are harmed because the photos they were supposed to receive are lost or destroyed due to the photographer's negligence. The purpose of this thesis is to explain the forms of breach of contract in photography agreements and to analyze the efforts made by photography service providers and clients to resolve these breaches. This research is an empirical legal study, which involves collecting data through literature research and direct observation of practices in the field. Literature research involves reviewing books and regulations related to the issues being studied, while direct observation is conducted through interviews with service providers and clients of photography services. Based on the research findings, the form of breach of contract in photography agreements is the damage or loss of photo files belonging to the client due to the provider's negligence. The service provider should conduct data backups as a preventive measure to avoid data loss. This step can help prevent losses experienced by the client in terms of time, moments, and material aspects. Resolution of breaches in photography services is carried out through consultation, where the service provider offers compensation in the form of a free reshoot session and the creation of behind-the-scenes videos during the reshoot as a form of accountability for the negligence. It is recommended that both parties involved in the contract include clear terms and conditions in case of a future breach of the agreement. It is also advised that the photography providers exercise greater caution and diligence in their work to avoid occurrences of breach of contract by paying attention to every task and maintaining professionalism in their work.
WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JASA FOTOGRAFI (SUATU PENELITIAN DI KOTA BANDA ACEH) (FARHAN, 2024)
WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN JASA JAHIT PAKAIAN (SUATU PENELITIAN DI KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN) (Nasyata Mawaddah, 2024)
WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA JASA DAN ALAT DEKORASI PERNIKAHAN PADA CACA PELAMINAN (Fauzul Azim, 2024)
TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMASANGAN KANOPI DI KOTA BANDA ACEH (MEUTIA KHUMAIRA, 2022)
WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JASA LAUNDRY (SUATU PENELITIAN DI KOTA BANDA ACEH) (ROSALIA NOVIZA, 2021)