Electronic Theses and Dissertation

Indonesia dikenal sebagai negara tropis dengan mayoritas penduduknya bekerja di luar ruangan, yang berarti mereka secara langsung terpapar oleh sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet (UV). Sinar ultraviolet adalah salah satu bagian dari cahaya matahari yang dapat memberikan efek yang menguntungkan dan merugikan bagi manusia. Bahan yang mampu melindungi kulit dari bahaya sinar uv adalah tabir surya atau sun protecting agen. Daun paku laut Acrtostichum aureum Linn adalah jenis tumbuhan yang biasanya ditemukan di lingkungan lahan basah seperti rawa gambut maupun pesisir. Tumbuhan paku laut Acrostichum aureum Linn diidentifikasi sebagai sumber daya pesisir yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan obat, termasuk sifat anti-kanker, anti-jamur, anti-bakteri, dan anti-UV, anti-inflamasi. Kemampuan tabir surya dalam melindungi kulit dapat diperoleh dari zak aktif yang bersifat antioksidan. Penilitian ini bertujuan untuk menentukan senyawa metabolit sekunder, dan uji aktivitas tabir surya ekstrak metanol dan etanol daun paku laut Acrostichum aureum Linn. Penilitian ini dilakukan pada Februari sampai Juni 2024. Sampel daun paku laut Acrostichum aureum Linn diambil didesa Cotlamkuweueh, Kota Banda Aceh. Sampel diproses dari preparasi sampel, ekstraksi menggunakan pelarut metanol dan etanol selama 3x24 jam, analisis senyawa GC-MS, dan penentuan nilai SPF menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Rendemen ekstrak yang dihasilkan dari proses ektraksi ialah sebesar 5,25 g ekstrak metanol dan 4,57 g ekstrak etanol. Analisis GC-MS menunjukkan terdapat 21 puncak komponen senyawa dan yang paling dominan n-Hexadecanoic acid yang memiliki potensi farmakologis sebagai asam palmitat (asam lemak jenuh) dan antioksidan, hipokolestrolemik, nematisida, pestisida, antiandrogenik, pengaroma, hemolitik, serta 5 alpha reductase inhibitor, dan kemampuan UV proteksi tertinggi tidak jauh berbeda dari kedua pelarut dimana ekstrak metanol mendapatkan nilai sebesar 40,13 pada konsentrasi 2000 ppm lalu diikuti oleh ekstrak etanol dengan nilai 39,26 pada konsentrasi yang sama.

Indonesia is known as a tropical country with the majority of the population working outdoors, which means they are directly exposed to sunlight containing ultraviolet (UV) rays. Ultraviolet light is one part of sunlight that can have beneficial and detrimental effects on humans. Materials that can protect the skin from the dangers of uv rays are sunscreen or sun protecting agents. Acrostichum aureum Linn is a type of plant that is usually found in wetland environments such as peat swamps and coastal areas. Acrostichum aureum Linn is identified as a coastal resource that has the potential to be developed as a medicinal ingredient, including anti-cancer, anti-fungal, anti-bacterial, and anti-UV, anti-inflammatory properties. The ability of sunscreen in protecting the skin can be obtained from active substances that are antioxidant. This research aims to determine secondary metabolite compounds, and test the sunscreen activity of methanol and ethanol extracts of Acrostichum aureum Linn sea spike leaves. This research was conducted from February to June 2024. Samples of Acrostichum aureum Linn sea spike leaves were taken in Cotlamkuweueh village, Banda Aceh City. Samples were processed from sample preparation, extraction using methanol and ethanol solvents for 3x24 hours, GC-MS compound analysis, and determination of SPF value using UV-Vis spectrophotometry. The yield of extracts produced from the extraction process was 5.25 g of methanol extract and 4.57 g of ethanol extract. GC-MS analysis showed there were 21 peaks of compound components and the most dominant n-Hexadecanoic acid which has pharmacological potential as palmitic acid (saturated fatty acid) and antioxidant, hypocholestrolemic, nematicide, pesticide, antiandrogenic, aroma, hemolytic, and 5 alpha reductase inhibitor, and the highest UV protection ability was not much different from the two solvents where the methanol extract received a value of 40.13 at a concentration of 2000 ppm followed by the ethanol extract with a value of 39.26 at the same concentration.