Electronic Theses and Dissertation

Pengelolaan perikanan berkelanjutan sebagai salah satu cara memproduksi ikan yang dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat berlangsung terus menerus. Ikan marlin adalah salah satu ikan dominan yang tertangkap dan termasuk dalam produk unggulan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun di Pelabuhan Perikanan Samudera Kutaraja, Banda Aceh. Menurut data yang diperoleh dari PPS Kuta Raja (2024), potensi hasil tangkapan marlin menggunakan pancing ulur pada tahun 2014-2023 di PPS Kutaraja berturut-turut adalah sebanyak 146 kg, 3.139 kg, 45.596 kg, 34.830 kg, 46.239 kg , 24.112 kg, 18.832 kg, 41.636 kg, 93651 kg, dan 119.563 kg. Apabila produksi ikan tersebut terus meningkat tanpa adanya aturan dalam penangkapan akan mengakibatkan penurunan stok di perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi lestari maksimum dan tingkat pemanfaatan dan pengupayaan ikan marlin yang didaratkan di PPS Kutaraja. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dan observasi langsung. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung, hasil wawancara dengan pihak instansi berupa jumlah armada penangkapan, data statistik perikanan dan kelautan Pelabuhan Perikanan Samudera Kutaraja yaitu data time series produksi hasil tangkapan ikan marlin selama 10 tahun terakhir yaitu 2014-2023, trip penangkapan, dan lainnya. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel dengan metode Schaefer. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan metode produksi surplus model Schaefer didapatkan nilai potensi lestari (MSY) sebesar 88.320 kg/tahun, dengan upaya optimum (Fopt) sebesar 2.170 trip/tahun, tingkat pemanfaatan pada tahun terakhir yaitu pada tahun 2023 sebesar 135,37% dari nilai MSY dikategorikan overfishing, dan tingkat pengupayaan sebesar 111% dikategorikan overexploited. Secara keseluruhan penangkapan ikan marlin harus dikurangi agar keberlanjutan perikanan marlin dapat terjaga hingga generasi mendatang.

Kata Kunci : Marlin, Potensi lestari, Tingkat pemanfaatan, PPS Kutaraja

Sustainable fisheries management is a way of producing fish that is carried out in such a way that it can take place continuously. Marlin is one of the dominant fish caught and is included in the leading products that are increasing from year to year at the Kutaraja Ocean Fishing Port, Banda Aceh. According to data obtained from PPS Kuta Raja (2024), the potential catch of marlin using longline in 2014-2023 at PPS Kutaraja is 146 kg, 3,139 kg, 45,596 kg, 34,830 kg, 46,239 kg, 24,112 kg, 18,832 kg, 41,636 kg, 93651 kg, and 119,563 kg respectively. If the production of these fish continues to increase without any regulation in fishing, it will result in a decrease in stocks in the waters. The purpose of this study was to determine the maximum sustainable potential and the level of utilization and effort of marlin landed at PPS Kutaraja. This research was conducted using survey method and direct observation. Primary data were obtained from direct observation, interview results with the agency in the form of the number of fishing fleets, fisheries and marine statistical data of the Kutaraja Ocean Fishing Port, namely time series data on marlin fish catch production for the last 10 years, namely 2014-2023, fishing trips, and others. Data processing using Microsoft Excel with the Schaefer method. Based on the results of data analysis using the Schaefer model surplus production method, it was found that the sustainable potential value (MSY) was 88,320 kg/year, with an optimum effort (Fopt) of 2,170 trips/year, the utilization rate in the last year, namely in 2023, was 135.37% of the MSY value categorized as overfishing, and the level of effort of 111% was categorized as overexploited. Overall, marlin fishing must be reduced so that the sustainability of marlin fisheries can be maintained for future generations. Keywords: Marlin, Sustainable potential, Utilization rate, PPS Kutaraja