POLA LATIHAN KUDA PACU DI KECAMATAN PEGASING DALAM ACARA TRADISIONAL PACUAN KUDA SUKU GAYO, KABUPATEN ACEH TENGAH | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

POLA LATIHAN KUDA PACU DI KECAMATAN PEGASING DALAM ACARA TRADISIONAL PACUAN KUDA SUKU GAYO, KABUPATEN ACEH TENGAH


Pengarang

Endang Fatmawati - Personal Name;

Dosen Pembimbing

Mohd. Agus Nashri Abdullah - 197108161997021001 - Dosen Pembimbing I
Eka Meutia Sari - 196712241992122001 - Dosen Pembimbing II
Eka Meutia Sari - 196712241992122001 - Dosen Pembimbing II



Nomor Pokok Mahasiswa

2005104010024

Fakultas & Prodi

Fakultas Pertanian / Peternakan (S1) / PDDIKTI : 54231

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : ., 2024

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Berkuda merupakan salah satu cabang olahraga yang rutin di pertandingkan pada kejuaraan lokal hingga tingkat dunia. Kecamatan Pegasing merupakan satu Kecamatan di Kabupaten Aceh Tengah yang memiliki populasi kuda terbanyak yaitu 268 ekor (133 jantan dan 401 betina). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola latihan kuda pacu di Kecamatan Pegasing dalam acara tradisional pacuan kuda suku Gayo, Kabupaten Aceh Tengah.
Penelitian ini dilaksanakan di tiga desa dalam Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah mencakup tiga desa yaitu: Kute Lintang, Kayu Kul, dan Desa Belang Bebangka. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui kegiatan wawancara secara langsung kepada pemilik ternak atau peternak kuda sebagai responden dengan kriteria bahwasanya kuda tersebut benar-benar telah memenangkan perlombaan tradisi pacuan kuda. Data primer diperoleh dari hasil tanya jawab kepada pemilik atau pemelihara ternak di Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah dengan panduan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Pemilik atau peternak yang terpilih berjumlah lima orang dengan jumlah sampel ternak kuda sebanyak 48 ekor. Variable yang diamati dalam penelitian ini adalah jenis dan durasi latihan kuda untuk pacuan, meliput: (1) program kegiatan latihan harian terdiri dari pola latihan walk, trot, canter/drag, gallop, longe/longser, berjalan dengan kuda dan pola latihan tunggang jalan; dan (2) lama durasi saat latihan harian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada terdapat perbedaan penerapan pola latihan dan durasi lama lama latihan antara Desa Kute Lintang, Kayu Kul dan Belang Bebangka. Desa Kute Lintang cenderung lebih banyak menerapkan pola latihan harían berupa canter/drag dan latihan tunggang jalan, dan untuk Desa Kayu Kul cenderung lebih banyak menerapkan pola latihan gallop, longe/longser serta berjalan dengan kuda. Sedangkan untuk Desa Belang Bebangka pelatih cenderung lebih banyak menggunakan pola latihan harían berupa walk dan trot.

Horse riding is one of the sports that is routinely competed in local and world championships. Pegasing District is a District in Central Aceh Regency that has the largest horse population, namely 268 (133 males and 401 females). The purpose of this study was to determine the training patterns of racehorses in Pegasing District in the traditional Gayo tribe horse racing event, Central Aceh Regency. This study was conducted in three villages in Pegasing District, Central Aceh Regency covering three villages, namely: Kute Lintang, Kayu Kul, and Belang Bebangka Village. This study used a survey method through direct interviews with livestock owners or horse breeders as respondents with the criteria that the horse had actually won the traditional horse racing competition. Primary data were obtained from the results of questions and answers to livestock owners or breeders in Pegasing District, Central Aceh Regency with a questionnaire guide that had been prepared in advance. The selected owners or breeders numbered five people with a total sample of 48 horses. The variables observed in this study were the type and duration of horse training for racing, including: (1) daily training program consisting of walk, trot, canter/drag, gallop, longe/longser, walking with horses and walking riding training patterns; and (2) the duration of daily training. The results of the study showed that there were differences in the application of training patterns and duration of training between Kute Lintang, Kayu Kul and Belang Bebangka Villages. Kute Lintang Village tended to apply more daily training patterns in the form of canter/drag and walking riding training, and Kayu Kul Village tended to apply more gallop, longe/longser and walking with horses training patterns. Meanwhile, for Belang Bebangka Village, trainers tended to use more daily training patterns in the form of walk and trot.

Citation



    SERVICES DESK