PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA LAM.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ENDOMETRIUM TIKUS PUTIH MODEL ENDOMETRITIS | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA LAM.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ENDOMETRIUM TIKUS PUTIH MODEL ENDOMETRITIS


Pengarang

Lathifa - Personal Name;

Dosen Pembimbing

T. Armansyah TR - 196804291999031002 - Dosen Pembimbing I
Siti Aisyah - 197809182006042003 - Dosen Pembimbing II



Nomor Pokok Mahasiswa

2002101010011

Fakultas & Prodi

Fakultas Kedokteran Hewan / Pendidikan Kedokteran Hewan (S1) / PDDIKTI : 54261

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Kedokteran Hewan., 2024

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

ABSTRAK


Endometritis merupakan inflamasi yang terjadi di lapisan endometrium uterus, yang merupakan akibat dari infeksi bakteri, di antaranya Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Selama ini terapi infeksi bakteri menggunakan antibiotik, namun antibiotik memiliki efek samping. Terapi alternatif perlu digunakan untuk mengurangi efek samping, salah satunya dengan ektrak daun kelor (Moringa oleifera Lam.). Tujuan penelitian ini mengetahui histopatologi endometrium tikus putih (Rattus novergicus) model endometritis setelah dilakukan terapi menggunakan ekstrak daun kelor. Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 6 kelompok dan 3 ulangan. Tikus yang digunakan sebanyak 18 ekor dan diinjeksi hormon progesteron selama 5 hari pada bagian subkutan. P0 diinjeksikan NaCl fisiologis sebanyak 0,1 ml; PI diinduksi kombinasi bakteri E. coli dan S. aureus dengan konsentrasi 1,5 x 108 CFU/ml; PII diinduksi bakteri dan diinjeksikan kloramfenikol dengan dosis 315 mg/kg BB; PIII diinduksi bakteri dan diberikan ekstrak daun kelor dengan dosis 250 mg/200 g BB; PIV diinduksi bakteri dan diberikan ekstrak daun kelor dengan dosis 500 mg/200 g BB; dan PV sebagai kelompok yang diinduksi bakteri dan diberikan ekstrak daun kelor dengan dosis 1000 mg/200 g BB. Perlakuan diberikan selama 7 hari. Setelah itu organ uterus tikus putih diambil untuk dibuat preparat histopatologi. Hasil penelitian menunjukkan pada P0 menunjukkan keadaan histopatologi uterus pada fase luteal, PI menunjukkan histopatologi kerusakan uterus setelah diinfeksikan kombinasi bakteri E. coli dan S. aureus. PII yang diberikan kloramfenikol hanya dapat meredakan inflamasi tetapi tidak mampu untuk memperbaiki epitel yang rusak dan sel yang mengalami nekrosis. Pada kelompok PIII, PIV, dan PV didapatkan hasil bahwa ekstrak daun kelor dapat meredakan inflamasi yang terjadi akibat endometritis dan juga memperbaiki epitel lumen dan sel yang mengalami nekrosis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kelor berpengaruh terhadap perbaikan histopatologi endometrium tikus putih model endometritis.

Kata kunci: Endometritis, E. coli, S. aureus, Ekstrak daun kelor, Histopatologi endometrium

ABSTRACT Endometritis is inflammation that occurs in the endometrial lining of the uterus, which is the result of bacterial infections, including Escherichia coli and Staphylococcus aureus. So far, bacterial infection therapy has been conducted using antibiotics, but antibiotics have side effects. Alternative therapies need to be used to reduce these side effects, one of which is Moringa oleifera Lam. This study aimed to determine the histopathology of the endometrium of white rats (Rattus novergicus) with an endometritis model after therapy using moringa leaf extract. This research was designed using a Completely Randomized Design (CRD). The rat used was 18 and by injecting progesterone hormone for 5 days. P0 was injected with 0.1 ml of NaCl; PI was induced with a combination of E. coli and S. aureus with a concentration of 1.5 x 108 CFU/ml; PII was induced by bacteria and injected with chloramphenicol at a dose of 315 mg/kg BW; PIII was induced by bacteria and given moringa leaf extract at a dose of 250 mg/200 g BW; PIV was induced by bacteria and given moringa leaf extract at a dose of 500 mg/200 g BW; and PV as a group induced by bacteria and given moringa leaf extract at a dose of 1000 mg/200 g BW. The treatment was given for 7 days. The uterus organs of white rats were taken to make histopathology preparations. The results showed that P0 showed the histopathology of the uterus in the luteal phase, and PI showed the histopathology of the uterus, which had been infected with a combination of E coli and S aureus bacteria. PII administered with chloramphenicol can only reduce inflammation but is unable to repair damaged epithelium and cells experiencing necrosis. In the PIII, PIV, and PV groups, the results showed that Moringa leaf extract could reduce inflammation caused by endometritis and repair the lumen epithelium and cells experiencing necrosis. Based on the research that has been conducted, it can be concluded that Moringa leaf extract improves the histopathology of the endometrium of white mice with endometritis models. Keywords: Endometritis, E coli, S aureus, Moringa leaf extract, Endometrial histopathology

Citation



    SERVICES DESK