PENGARUH JENIS IKAN DAN METODE PEMASAKAN DAGING IKAN TERHADAP MUTU ABON IKAN | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

PENGARUH JENIS IKAN DAN METODE PEMASAKAN DAGING IKAN TERHADAP MUTU ABON IKAN


Pengarang

Mulyadi - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

9751511451

Fakultas & Prodi

Fakultas Pertanian / Teknologi Hasil Pertanian (S1) / PDDIKTI : 41231

Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Pertanian., 2008

Bahasa

Indonesia

No Classification

597

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsunsi masyarakat mudah didapat dan harganya murah dibandingkan daging. Namun ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan ponbahan kimiawi pada ikan mati dapat menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat tergantung pada mutu bahan mentahnya. Oleh karena itu untuk mencegah teriadinya pembusukan perlu dilakukan pengawetan ikan.
Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan yang diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyal daya awet yang relatif lama. Pada proses pemasakan ikan selain perebusan juga dapat dilakukan dengan pengukusan. Cara ini memiliki kelebihan dan kekurangan terhadap nilai gizi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap keduanya.
Pada umumnya abon yang sering kita lihat dipasaran terbuat dari daging sapi. Pemilihan ikon diolah menjadi abon merupakan altermatif lain bagi konsumen yang tidak suka mengkonsumsi daging. Selain itu ikan juga memiliki
protein dengan nilai gizi tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai sumber protein pengganti daging. Pemilihan ikan laut untuk pembuatan abon pada penelitian ini karena ikan laut mempunyai daging lebih tebal dan duri lebih sedikit
dibandingkan ikan darat.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor jenis ikan (A) yang terdiri atas 3 taraf yaitu ikan tongkol (Al), ikan cucut (A2) dan ikan cakalang (A3) dan faktor metode pemasakan daging ikan (P) yang terdiri atas 2 taraf yaitu pengukusan (Pl) dan perebusan (P2) sehingga unit percobaan berjumlah 3 x 2 = 6 perlakuan. Perlakuan tersebut akan diulang 3 kali sehingga didapat 18 satuan percobaan. Parameter yang diamati dan dianalisis rendemen, kadar protein, kadar air, kadar lemak dan kadar air serta uji onganoleptik berupa uji kesukaan (skala hedonik) teinadap penampakan, rasa, bau dan warna.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis ikan berpengaruh sangat nyata (P 0,05) terhadap rendemen nilai organoleptik tekstur, aroma dan rasa. Metode pemasakan daging ikan berpengaruh sangat nyata (P> 0,01) terhadap kadar protein, kadar lemak, berpengaruh nyata (P 0,05) terhadap rendemen,kadar air, nilai organoleptik tekstur, aroma, warna dan rasa. interaksi antara jenis ikan dan metode pemasakan daging ikan berpengaruh tidak nyata (P > 0,05) pada semua parameter kecuali terhadap rendemen abon ikan yang dihasilkan.
Abon ikan dengan kualitas organoleptik terbaik di dapatkan dari perlakuan metode pemasakan daging ikan dengan pengukusan dan jenis ikan cucut dengan karakteristik produk sehagai berikut : rendemen 84,47%, kadar protein 12,61%, kadar air 2,53%, kadar lemak 18.47%, kadar abu 20,67%, nilai organolaptik tekstur 3,50 penerimaan ngak suka hingga suka), aroma 3,17 penerimaan suka), warna 3,67 penerimaan agak suka hingga suka) dan rasa 323 (penerimaan suka).

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK