Electronic Theses and Dissertation

Hiperurisemia ialah kenaikan kadar asam urat dalam darah lebih tinggi dari batas normal. Hiperurisemia terjadi karena pengurangan dari massa dan fungsi ginjal yang sangat progresif sehingga akan menyebabkan kegagalan untuk mengekresi asam urat melalui ginjal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak umbi tumbuhan sarang semut (Hydnophytum formicarum) Aceh dalam memperbaiki histopatologi ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) hiperurisemia. Pada penelitian ini memakai sampel 24 ekor tikus putih jantan, sehat, berumur 4 bulan dengan berat badan 200 gram. Tikus dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan. Kelompok P1 sebanyak 4 ekor diberi pakan standar. Kelompok P2 diberi pakan tinggi purin secara oral selama 28 hari agar tikus hiperurisemia tanpa diberikan terapi. P3, P4, P5, dan P6 diberi pakan tinggi purin secara oral selama 14 hari agar tikus hiperurisemia. Pada kelompok terapi P3 diberi perlakuan berupa allopurinol dengan dosis 0,009 mg/g bb, untuk kelompok terapi P4, P5, dan P6 diberi ekstrak tumbuhan sarang semut dengan dosis 100 mg/kg bb, 150 mg/kg bb, dan 200 mg/kg bb. Pemberian terapi dilakukan selama 14 hari secara oral dua kali sehari. Air minum diberikan secara ad libitum untuk semua perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh ekstrak umbi tumbuhan sarang semut (Hydnophytum fomicarum) yang diperoleh dari Aceh dengan melihat gambaran histopatologi ginjal yang diberi perlakuan hiperurisemia memperlihatkan pengaruh yang signifikan antara setiap kelompok perlakuan (P

Hyperuricemia is increasing of uric acid levels in the blood higher than normal limits. The bad metabolism was caused the bad effect to the kidney. The aim of was to determine the effect of extracts from the tubers of the Aceh ant's nest plant (Hydnophytum formicarum) in improving the kidney histopathology of hyperuricemic white rats (Rattus norvegicus). This study used a sample of 24 male white mice, healthy, 4 months old with a body weight of 200 grams. White rats were divided into 6 treatment groups. Group P1 of 4 animals was given standard feed. Groups P3, P4, P5, and P6 were given high-purine feed orally for 14 days so that the mice had hyperuricemia. Rats in the P3 group were given therapy in the form of allopurinol at a dose of 0.009 mg/g bb, for groups P4, P5, and P6 they were given ant nest plant extract therapy at a dose of 100 mg/kg bb, 150 mg/kg bb and 200 mg/kg bb. The therapy was given orally for 14 days twice a day. Drinking water was provided ad libitum for all treatments. Based on research results, the effect of ant nest plant tuber extract (Hydnophytum fomicarum) obtained from Aceh by looking at the histopathological picture of kidneys treated with hyperuricemia showed a significant effect between treatments (P