PERBANDINGAN KINERJA ALAT PENGERING APKOMPA DAN APH UNTUK PENGERINGAN PISANG | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

PERBANDINGAN KINERJA ALAT PENGERING APKOMPA DAN APH UNTUK PENGERINGAN PISANG


Pengarang

Bambang SP - Personal Name;

Dosen Pembimbing



Nomor Pokok Mahasiswa

9851611518

Fakultas & Prodi

Fakultas Pertanian / Teknik Pertanian (S1) / PDDIKTI : 41201

Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Pertanian., 2005

Bahasa

Indonesia

No Classification

660.284 26

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

RRINGKASAN

Pisang merupakan komoditas yang cepat membusuk setelah dilakukan pemanenan, sehingga diperlukan penanganan pasca panen yang memadai agar mutunya dapat dipertahankan dan daya simpan serta daya gunanya dapat ditingkatkan. Penelitian tentang perbandingan kinerja alat pengering prsang dengan sumber panas kolektor surya parafin (APKOMPA) dan pemanas listrik /heater (APH) dilakukan sebagai suatu upaya dalam rangka memperbaharui metode pengeringan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas pemanfatan sistem pengeringan pisang menggunakan alat pengering dengan sumber panas kolektor surya yang memanfaatkan parafin (APKOMPA) sebagai media penyimpan panas dengan sumber panas listrik/heater (APH) dalam proses pengeringan pisang Penelitian ini terdiri atas tiga tahap yaitu, tahap pembuatan alat pengering, tahap persiapan baen pisang yang akan dikeringkan dan tahap pengeringan pisang menjadi gaplek pisang Penelitian dilakukan dengan dua metode sumber panas yaitu: sumber panas kolektor surya parafin dan sumber panas listrik (heater) Pada distribusi temperatur, nilai temperatur pada sumber panas histrik/heater (APH) tertinggr yaitu 60,9C dan terendah yaitu 33,30C. Untuk temperatur yang tertinggi pada sumber panas kolektor surya parafin(APKOMP A) yaitu 462C dan terendah yaitu 31,5'C Berdasarkan penelitian ini diperoleh distribusi kelembaban relatif pada alat pengering pisang sumber panas kolektor surya parafin mengalami penurunan dan peningkatan kelembaban relatif yang seimbang menurut intensitas radiasi matahari Sedangkan pada sumber panas listrik (heater) kelembaban mengalami penurunan seiring bertambahnya waktu pengeringan Kadar air gaplek pisang yang dihasilkan kolektor surya parafin sekitar 19,86% dan gaplek pisang yang dihasilkan pengering histrik (heater) sekitar 10,28%, merupakan hasil yang terbaik untuk dapat langsung dijadikan tepung pisang. Jumlah laju uap air pisang yang dikeringkan sangat bervariasi berdasarkan jenis bahan yang dikeringkan, pengeringan pada sumber panas listrik (heater) yaitu; 8,76% bk/jam dan pada sumber panas kolektor surya parafin yaitu 7,43% bk/jam. Dan berdasarkan kapasitas, alat pengering ini mempunyai kapasitas 6 kg untuk setiap proses pengeringan pisang.

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK