EFEKTIVITAS MINYAK NILAM DAN MINYAK CEMPAKA SEBAGAI ANTI-AGING KULIT MENCIT (MUS MUSCULUS) SECARA MIKROSKOPIS | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

EFEKTIVITAS MINYAK NILAM DAN MINYAK CEMPAKA SEBAGAI ANTI-AGING KULIT MENCIT (MUS MUSCULUS) SECARA MIKROSKOPIS


Pengarang

Nur Aida Rossa - Personal Name;

Dosen Pembimbing

Essy Harnelly - 197501092000122002 - Dosen Pembimbing I
Widya Sari - 197308301999032001 - Dosen Pembimbing II
Firdus - 196904061999031002 - Penguji
Iqbar - 197407032005011001 - Penguji
Lenni Fitri - 198207282006042002 - Penguji



Nomor Pokok Mahasiswa

2008104010042

Fakultas & Prodi

Fakultas MIPA / Biologi (S1) / PDDIKTI : 46201

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Fakultas mipa., 2024

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Penuaan kulit akibat paparan radiasi UVB secara berulang dapat menurunkan fungsinya ditandai dengan terjadi kerutan, kering, bintik hitam hingga kendur. Penuaan dapat diamati baik secara makroskopis maupun mikroskopis seperti penipisan epidermis dan penurunan jumlah fibroblas. Dampak ini dapat diminimalisir salah satunya dengan penggunaan produk anti penuaan yang mengandung antioksidan. Dilaporkan bahwa ekstrak minyak nilam (Pogostemon cablin Benth.) dan minyak cempaka (Magnolia champaca dan Magnolia alba) memiliki senyawa antioksidan yang tinggi sehingga berpotensi sebagai bahan anti penuaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengamati perbedaan aktivitas anti penuaan minyak nilam crude oil, minyak nilam fraksi ringan, minyak cempaka putih dan minyak cempaka kuning terhadap kulit mencit yang dipapar sinar UVB serta membandingkan manakah yang lebih efektif dalam meningkatkan ketebalan epidermis dan jumlah fibroblas. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada 21 ekor mencit yang dibagi dalam 7 perlakuan, masing-masing 3 ekor mencit yang kulitnya disayat sebanyak 4 sayatan diamati dalam 5 lapang pandang. Perlakuan terdiri dari kontrol normal (K0), kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+), perlakuan minyak nilam crude oil (NCO), minyak nilam fraksi ringan (NFR), minyak cempaka putih (CP) dan minyak cempaka kuning (CK). Berdasarkan hasil penelitian perlakuan keempat jenis minyak mampu meminimalisir efek radiasi UVB karena meningkatkan ketebalan relatif epidermis kulit dan jumlah relatif fibroblas. Ketebalan relatif epidermis kulit tertinggi didapat dari aplikasi minyak nilam fraksi ringan (NFR) yaitu 27,29μm sedangkan jumlah fibroblas terbanyak diperoleh dari minyak nilam crude oil (NCO) sebanyak 180,5.

Kata Kunci: Minyak nilam, minyak cempaka, ketebalan epidermis kulit, jumlah fibroblas, UVB

Skin aging due to repeated exposure to UVB radiation can reduce it’s function, characterized by wrinkles, dryness, black spots and sagging. Aging can be observed both macroscopically and microscopically, such as thinning of the epidermis and a decrease in the number of fibroblasts. Aging can be minimized by using anti-aging products that contain antioxidants. Patchouli oil extract (Pogostemon cablin Benth.) and Champaca oil (Magnolia champaca and Magnolia alba) have high antioxidant compounds so they have potential as anti-aging ingredients. This study aims to evaluate and observe the differences in the anti-aging activity of crude patchouli oil, light fraction patchouli oil, white champaca oil and yellow champaca oil on the skin of mice exposed to UVB light and compare which one is more effective in increasing epidermis thickness and the number of fibroblasts. This research was experimental using a Completely Randomized Design (CRD) on 21 mice divided into 7 treatments, each with 3 mice whose skin was cut in 4 incisions and observed in 5 fields of view. The treatments consisted of normal control (K0), negative control (K-), positive control (K+), patchouli crude oil (NCO), light fraction patchouli oil (NFR), white cempaka oil (CP) and yellow cempaka oil (CK). Based on research results, treatment of the four types of oil was able to minimize the effects of UVB radiation because it increased the relative thickness of the skin epidermis and the relative number of fibroblasts. The highest relative thickness of the skin epidermis was obtained from the application of light fraction patchouli oil (NFR), namely 27,29μm, while the highest number of fibroblasts was obtained from patchouli crude oil (NCO) at 180,5. Keywords: Patchouli oil, champaca oil, epidermis thickness, fibroblast, UVB

Citation



    SERVICES DESK