Electronic Theses and Dissertation

RINGKASAN
Pertanian kopi organik merupakan pertanian yang membutuhkan suplai hara.
Penggunaan pupuk organik menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kesuburan
tanah secara alami dengan menyediakan nutrisi yang berkelanjutan bagi tanaman dan
mikroorganisme tanah. Banyaknya ketersediaan limbah kulit kopi menjadi pendorong
untuk melakukan penelitian tentang penggunaan pupuk organik dari bahan baku kulit kopi.
Limbah ini, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menjadi masalah lingkungan yang
serius. Namun, dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku untuk pupuk organik,
limbah kulit kopi dapat diubah menjadi sumber nutrisi yang bernilai untuk tanaman.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan
deskriptif kuantitatif. Tahapan yang dilakukan dimulai dari pembuatan pupuk organik,
isolasi pupuk organik skala laboratorium. Pengambilan sampel pupuk organik dilakukan
pada masing-masing bak dan diambil 5 titik yang dikomposit menjadi satu, yang meliputi
setiap sudut bak dan satu dibagian tengah pada bak tersebut. Parameter yang diamati pada
sifat
biologi pupuk organik berbahan baku lokal adalah total mikroorganisme,
Pseudomonas, Azotobacter, pelarut fosfat, Trichoderma, respiasi, C-organik, N-total dan
pH.
Pupuk organik berbahan baku lokal memiliki total populasi 6, 087 x 106 SPK g-1
BKM. Total mikroorganisme pada pupuk menandakan potensi pupuk tersebut dalam
meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman. Menurut hasil analisis yang sudah
dilakukan jumlah populasi Azotobacter pada pupuk organik sebesar 6,620 x 106 SPK g-1
BKM. Azotobacter pada pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman,
dikarenakan Azotobacter dapat mengikat N dari udara. Jumlah populasi Pseudomonas pada
pupuk organik sebesar 3,032 x 106 SPK g-1 BKM. Adanya Pseudomonas pada pupuk
organik mampu membentuk fitohormon. Jumlah populasi Pelarut fosfat pada pupuk
organik sebesar 8,722 x 106 SPK g-1 BKM Adanya mikroorganisme pelarut fosfat pada
pupuk organik dapat melarutkan fosfat didalam tanah yang terikat secara kuat. Jumlah
Trichoderma sebesar 2,721x107 SPK g-1 BKM yang mampu menjadi parasit yang
menyerang banyak jenis jamur dan tergolong tinggi karena jumlah minimal propagul pada
pupuk sebanyak 107 (Kresnawati et al., 2012). Berdasarkan analisi laju respirasi tertinggi
terletak pada kadar air 0,72 % yaitu pada ulangan satu yaitu dengan nilai bkm 26,20 mgC
CO2/kg BKM tanah/hari, nilai C-organik didapatkan sebesar 23,13 %, N-total sebesar
2,26%, dan pH 8,8.
Pupuk organik memiliki total popuasi mikroorganisme 6, 087 x 106 SPK g-1 BKM,
Azotobacter 6, 620 x 106 SPK g-1 BKM, Pseudomonas 3,032 x 106 SPK g-1 BKM, pelarut
fosfat 8,722 x 106 SPK g-1 BKM, Trichoderma sebesar 2,72 x107 SPK g-1 BKM. Pupuk
organik berbahan baku lokal mengandung C-organik sebesar 23,13%, N-total sebesar
2,26%, dan pH 8,8 dengan laju respirasi tertinggi yaitu 26,20 mgC-CO2/kg BKM
tanah/hari yang terdapat pada ulangan satu.
Penggunaan pupuk organik berbahan baku lokal cocok untuk diaplikasikan ke
tanah Andisol, sehingga sangat disarankan khususnya kepada petani untuk menggunakan
pupuk organik berbahan baku lokal sebagai penyuplai hara pada tanaman.

ABSTRACT Organic coffee farming is an agriculture that requires a supply of nutrients. The use of organic fertilizers is one of the alternatives to increase fertility soil naturally by providing sustainable nutrients for plants and soil microorganisms. The large availability of coffee husk waste is the driving force to conduct research on the use of organic fertilizers from coffee husk raw materials. This waste, if not managed properly, can become an environmental problem that serious. However, by using it as a raw material for organic fertilizers, Coffee husk waste can be converted into a valuable source of nutrients for plants. The research method used in this study is the approach method quantitative descriptive. The stages that are carried out start from making organic fertilizers, Isolation of laboratory-scale organic fertilizers. Organic fertilizer sampling is carried out on each tub and take 5 points that are composited into one, which includes each corner of the tub and one in the middle of the tub. Parameters observed on characteristic the biology of organic fertilizers made from local raw materials is the total microorganisms, Pseudomonas, Azotobacter, phosphate solvents, Trichoderma, respiasi, C-organic, N-total and Ph. Organic fertilizers made from local raw materials have a total population of 6, 087 x 106 SPK g-1 BKM. The total microorganisms in the fertilizer indicate the potential of the fertilizer in improve soil fertility and plant health. According to the results of the analysis that has been The number of Azotobacter populations on organic fertilizers was 6,620 x 106 SPK g-1 BKM. Azotobacter on organic fertilizers can promote plant growth, because Azotobacter can bind N from air. Population of Pseudomonas in fertilizer organic of 3,032 x 106 SPK g-1 BKM. Presence of Pseudomonas in fertilizers organic is able to form phytohormones. Number of Phosphate Solvent populations in fertilizers organic by 8.722 x 106 SPK g-1 BKM The presence of phosphate solvent microorganisms in Organic fertilizers can dissolve phosphate in strongly bound soil. Sum Trichoderma of 2,721x107 SPK g-1 BKM which is able to become a parasite that attacks many types of fungi and is classified as high due to the minimal amount of propagul in the fertilizer as many as 107 (Kresnawati et al., 2012). Based on the analysis of the highest respiratory rate located at 0.72 % moisture content, namely in repeat one, namely with a bkm value of 26.20 mgC CO2/kg BKM soil/day, the C-organic value was obtained at 23.13%, N-total was 2.26%, and pH 8.8. Organic fertilizers have a total population of microorganisms 6, 087 x 106 SPK g-1 BKM, Azotobacter 6, 620 x 106 SPK g-1 BKM, Pseudomonas 3,032 x 106 SPK g-1 BKM, solvent phosphate 8.722 x 106 SPK g-1 BKM, Trichoderma 2.72 x107 SPK g-1 BKM. Fertilizer organic with local raw materials contains C-organic by 23.13%, N-total by 2.26%, and pH 8.8 with the highest respiration rate of 26.20 mgC-CO2/kg BKM soil/day found in repeat one. The use of organic fertilizers made from local raw materials is suitable for application to Andisol soil, so it is highly recommended especially to farmers to use organic fertilizers made from local raw materials as a supplier of nutrients to plants.