Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
SKRIPSI
PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM PENGGUNAAN MERKURI PADA KEGIATAN PENGGILINGAN BATU EMAS SKALA KECIL DI DESA PAYA ATEUK, KECAMATAN PASIE RAJA, KABUPATEN ACEH SELATAN
Pengarang
Durul Napisa - Personal Name;
Dosen Pembimbing
Safrina - 197403122006042001 - Dosen Pembimbing I
Nomor Pokok Mahasiswa
2003101010056
Fakultas & Prodi
Fakultas Hukum / Ilmu Hukum (S1) / PDDIKTI : 74201
Subject
Kata Kunci
Penerbit
Banda Aceh : Fakultas Hukum., 2024
Bahasa
No Classification
-
Literature Searching Service
Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)
Pasal 68 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur kewajiban pelaku usaha untuk menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup dan menaati ketentuan baku mutu lingkungan hidup. Namun pada praktiknya, pelaku usaha penggilingan batu emas skala kecil di Desa Paya Ateuk belum memenuhi ketentuan pengelolaan lingkungan hidup karena masih menggunakan merkuri dan limbah hasil penggilingan batu emas belum di kelola sesuai dengan aturan yang berlaku.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan dampak merkuri bagi lingkungan dan masyarakat sekitar daerah pengglilingan batu emas, untuk menjelaskan unsur-unsur perbuatan melawan hukum dalam kegiatan penggilingan batu emas, dan untuk menjelaskan tanggung jawab pelaku usaha dalam penggunaan merkuri pada praktik penggilingan batu emas skala kecil oleh masyarakat.
Penelitian menggunakan metode yuridis empiris. Data diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dan informan untuk memperoleh data primer yang dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan merkuri pada kegiatan penggilingan batu emas skala kecil di Desa Paya Ateuk berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Perbuatan tersebut memenuhi unsur-unsur perbuatan melawan hukum, karena menimbulkan kerugian bagi lingkungan hidup dan masyarakat, dan pelaku usaha harus bertanggung jawab atas perbuatan ini sesuai ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata. Bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pelaku usaha adalah dengan membuat bak penampungan air agar limbah yang dihasilkan dari proses penggilingan batu emas tersebut tidak mencemari lingkungan hidup. Bahwa sampai pada saat penelitian ini dilakukan belum ada gugatan terhadap kerugian tersebut.
Disarankan kepada masyarakat agar tidak menggunakan merkuri secara bebas tanpa memenuhi standar kesehatan, dan mengganti merkuri dengan alternatif lain yang lebih efektif serta ramah bagi lingkungan dan kesehatan. Disarankan kepada pihak yang berwenang untuk memberikan edukasi terkait aturan hukum dan bahaya merkuri bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup serta mengawasi penggunaan merkuri pada masyarakat pelaku usaha penggilingan batu emas.
Article 68 of Law Number 32 of 2009 concerning Environmental Protection and Management regulates the obligations of business actors to maintain the sustainability of environmental functions and comply with environmental quality standard provisions. However, in practice, small-scale gold milling businesses in Paya Ateuk Village have not complied with environmental management requirements because they still use mercury and waste from gold milling has not been managed in accordance with applicable regulations. The aim of writing this thesis is to explain the impact of mercury on the environment and communities around gold milling areas, to explain the elements of unlawful acts in gold milling activities, and to explain the responsibilities of business actors in the use of mercury in small-scale gold milling practices by public. The research uses empirical juridical methods. Data was obtained through direct interviews with respondents and informants to obtain primary data which was analyzed using a qualitative approach. The research results show that the use of mercury in small-scale gold milling activities in Paya Ateuk Village has a negative impact on the environment and health of the surrounding community. This act fulfills the elements of an unlawful act, because it causes harm to the environment and society, and business actors must be responsible for this act in accordance with the provisions of Article 1365 of the Civil Code. The form of responsibility carried out by business actors is by making water storage tanks so that the waste produced from the gold stone milling process does not pollute the environment. That up to the time this research was conducted there had been no lawsuit regarding these losses. It is recommended to the public not to use mercury freely without meeting health standards, and to replace mercury with other alternatives that are more effective and friendly for the environment and health. It is recommended that the authorities provide education regarding legal regulations and the dangers of mercury for public health and the environment as well as monitor the use of mercury among people in the gold milling business.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGANRN(STUDI DESKRIPTIF PADA PETAMBANG EMAS TRADISIONALRNDI GAMPONG PAYA ATEUK, KEC. PASIE RAJA, KAB. ACEH SELATAN) (Muzakir, 2014)
PRARANCANGAN PABRIK PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 1,6 JUTA TON/TAHUN (M. HAIKAL PASYA W.S, 2018)
PRARANCANGAN PABRIK PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 1,6 JUTA TON/TAHUN (MAHMUD AZIS ANGKAT, 2018)
PENGARUH PEMBERIAN AIR TERCEMAR LIMBAH PENGGILINGAN BIJIH EMAS TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR MIKROSKOPIS CEREBELLUM INDUK DAN FETUS MENCIT (MUS MUSCULUS) (Chairunnisah, 2018)
SURVEI KETERSEDIAAN SARANA COVID-19 PADA USAHARNKESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SD SE-KECAMATAN RNPASIE RAJA KABUPATEN ACEH SELATAN (Suhil Armita, 2022)