Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
SKRIPSI
SINERGISME APLIKASI TRICHODERMA HARZIANUM DENGAN STREPTOMISIN SULFAT 20% DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN NILAM (POGOSTEMON CABLIN BENTH.)
Pengarang
Nur Haliza - Personal Name;
Dosen Pembimbing
Rina Sriwati - 197003061994032001 - Dosen Pembimbing I
Tjut Chamzurni - 196011171987102001 - Dosen Pembimbing I
Nomor Pokok Mahasiswa
1905109010013
Fakultas & Prodi
Fakultas Pertanian / Proteksi Tanaman (S1) / PDDIKTI : 54295
Subject
Kata Kunci
Penerbit
Banda Aceh : Fakultas Pertanian Proteksi Tanaman., 2024
Bahasa
No Classification
-
Literature Searching Service
Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)
Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah tanaman perdu wangi yang merupakan salah satu komoditas penghasil minyak atsiri andalan Indonesia. Salah satu penyakit penting yang menjadi kendala dalam budidaya nilam yaitu penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh patogen Enterobacter sp. Gejala dari penyakit ini yaitu tanaman nilam menjadi layu dan perubahan warna daun menjadi kekuningan baik daun muda dan daun tua hingga menyebabkan kematian pada tanaman. Umumnya pengendalian yang dilakukan petani yaitu pengendalian secara kimia dengan mengggunakan pestisida sintetik. Meminimalkan penggunaan pestisida sintetik bisa dilakukan melalui penerapan pengendalian terpadu, yang melibatkan gabungan dua atau lebih metode pengendalian yang kompatibel. Dalam penelitian ini akan dikombinasikan dua metode pengendalian, yaitu metode pengendalian secara kimia menggunakan bakterisida berbahan aktif streptomisin sulfat 20% dan metode pengendalian secara biologi menggunakan cendawan Trichoderma harzianum. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah aplikasi T. harzianum dan streptomisin sulfat 20% bersinergisme dalam mengendalian penyakit layu bakteri pada tanaman nilam. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola non faktorial yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu T0 (Kontrol), T1 (T. harzianum), T2 (streptomisin sulfat 20%), T3 (T. harzianum + streptomisin sulfat 20%), disetiap perlakuan berisi 5 unit tanaman dan 5 ulangan, sehingga terdapat 200 satuan percobaan. Adapun parameter yang diamati meliputi: masa inkubasi patogen, intensitas serangan penyakit layu bakteri, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan bobot kering tanaman serta enzim peroksidase. Adapun hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu: 1) Penggunaan T. harzianum yang dikombinasi dengan streptomisin sulfat 20% pada tanaman nilam tidak bersinergisme dalam menekan perkembangan Enterobacter sp. dan dalam meningkatkan tinggi tanaman, dan bobot basah tanaman, namun dapat menghasilkan produksi enzim peroksidase tertinggi pada tanaman nilam yaitu sebesar 0,469 ml. 2) Penggunaan T. harzianum secara tunggal lebih efektif dalam menekan perkembangan Enterobacter sp. dengan intesitas serangan penyakit sebesar 20% dan masa inkubasi pada 46,72 HSI. Penggunaan T. harzianum secara tunggal juga lebih efektif dalam meningkatkan tinggi tanaman, dan bobot basah tanaman.
Patchouli (Pogostemon cablin Benth.) is a fragrant perennial plant and one of Indonesia's prominent essential oil-producing commodities. One of the significant diseases that hinders patchouli cultivation is bacterial wilt, caused by the pathogen Enterobacter sp. Symptoms of this disease include wilting of patchouli plants, yellowing of leaves—both young and mature—which can ultimately lead to plant death. Typically, farmers control this disease chemically using synthetic pesticides. To minimize synthetic pesticide use, integrated pest management (IPM) is recommended, which combines two or more compatible control methods. This research combines two control methods: chemical control using streptomycin sulfate 20% as a bactericide and biological control using the fungus Trichoderma harzianum. The aim of the study is to determine if the application of T. harzianum and streptomycin sulfate 20% synergistically controls bacterial wilt in patchouli plants. The study employed a Completely Randomized Design (CRD) in a non-factorial pattern with four treatments: T0 (Control), T1 (T. harzianum), T2 (streptomycin sulfate 20%), and T3 (T. harzianum + streptomycin sulfate 20%). Each treatment consisted of 5 plant units with 5 replications, totaling 200 experimental units. The parameters observed included: pathogen incubation period, disease severity of bacterial wilt, plant height, number of leaves, fresh weight, dry weight of plants, and peroxidase enzyme activity. The findings of the study are as follows: 1. The combination of T. harzianum and streptomycin sulfate 20% did not show synergy in suppressing the growth of Enterobacter sp. or in increasing plant height and fresh plant weight. However, it resulted in the highest peroxidase enzyme production in patchouli plants, at 0.469 ml. 2. T. harzianum alone was more effective in suppressing the growth of Enterobacter sp., with a disease severity of 20% and an incubation period of 46.72 HSI (Hours Since Inoculation). T. harzianum alone also proved more effective in increasing plant height and fresh plant weight. These results indicate that while the combination of T. harzianum and streptomycin sulfate 20% did not exhibit synergy against bacterial wilt in patchouli plants, T. harzianum alone showed effective biological control capabilities. This suggests potential for reducing reliance on synthetic pesticides through effective biological management strategies.
PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN NILAM ACEH (POGOSTEMON CABLIN BENTH.) SECARA TERPADU (Zulfadli, 2023)
EFIKASI DOSIS PELET TRICHODERMA HARZIANUM DALAM MENEKAN SERANGAN PENYAKIT BUDOK (SYNCHYTRIUM POGOSTEMONIS) PADA TANAMAN NILAM (POGOSTEMON CABLIN BENTH.) (Tiara Kusuma Pertiwi, 2017)
SINERGISME BACILLUS THURINGIENSIS DAN STREPTOMISIN SULFAT 20% DALAM MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN NILAM ACEH (POGOSTEMON CABLIN BENTH) (MEURAH INTAN, 2024)
UJI KOMPATIBILITAS BACILLUS THURINGIENSIS AK08 DAN STREPTOMISIN SULFAT 20% SECARA IN VITRO DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ENTEROBACTER SP. PENYEBAB LAYU BAKTERI PADA NILAM (EMA SOFIA WIRDA, 2024)
KEMAMPUAN KOMPOS LIMBAH AMPAS NILAM DENGAN BIODEKOMPOSER TRICHODERMA SPP DALAM MENGHAMBAT PERKEMBANGAN PENYAKIT BUDOK (SYNCHTRIUM POGOSTEMONIS) PADA BIBIT NILAM (Ramadani Syapitra, 2021)