PEMANFAATAN KALSIUM OKSIDA DARI LIMBAH CANGKANG TIRAM (CRASSOSTREA GIGAS) DI PESISIR ALUE NAGA SEBAGAI ELIMINATOR BIRU METILENA | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

PEMANFAATAN KALSIUM OKSIDA DARI LIMBAH CANGKANG TIRAM (CRASSOSTREA GIGAS) DI PESISIR ALUE NAGA SEBAGAI ELIMINATOR BIRU METILENA


Pengarang

Adithya Zulfadli Miraza - Personal Name;

Dosen Pembimbing

Ratna Mutia Aprilla - 198804222019032016 - Dosen Pembimbing I
Vicky Prajaputra - 199308022022031004 - Dosen Pembimbing II



Nomor Pokok Mahasiswa

2011103010063

Fakultas & Prodi

Fakultas Kelautan dan Perikanan / Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (S1) / PDDIKTI : 54246

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Kelautan dan perikanan., 2024

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Limbah cangkang tiram (Crassostrea gigas) di pesisir Alue Naga menimbulkan masalah lingkungan signifikan akibat jumlahnya yang melimpah dan pemanfaatannya yang kurang optimal. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh suhu dan waktu kalsinasi terhadap karakteristik fisik kalsium oksida (CaO) yang dihasilkan serta mengevaluasi kemampuan CaO sebagai adsorben biru metilena. Metode yang digunakan meliputi kalsinasi cangkang tiram pada suhu 300°C, 600°C, dan 900°C dengan variasi waktu 1 jam, 1,5 jam, dan 2 jam, serta pengujian kapasitas adsorpsi biru metilena pada konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 ppm dengan bobot adsorben kalsium cangkang tiram sebanyak 0.05 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan waktu kalsinasi berpengaruh signifikan terhadap rendemen dan struktur fisik CaO. Rendemen tertinggi dicapai pada suhu 900°C dengan waktu kalsinasi 1 jam sebesar 98,5%, namun menurun menjadi 52,3% pada kalsinasi 2 jam di suhu yang sama. Kapasitas adsorpsi tertinggi dicapai pada suhu 900°C selama 2 jam dengan kapasitas 1,110 mg/g pada konsentrasi 10 ppm. Analisis FTIR menunjukkan perubahan signifikan pada gugus aktif CaO setelah proses adsorpsi, mengindikasikan efisiensi tinggi dalam eliminasi biru metilena. Analisis SEM menunjukkan bentuk dan struktur partikel nanokalsium dari cangkang tiram yang berwujud kristalin aragonit (batang atau serat) sebelum kalsinasi dan CaO dengan struktur aragonit berpori setelah kalsinasi 2 jam pada suhu 900°C. Kesimpulannya, CaO dari limbah cangkang tiram efektif dan ekonomis sebagai adsorben untuk menghilangkan biru metilena dari larutan, menawarkan solusi potensial untuk masalah pencemaran air dan pemanfaatan limbah.

Kata Kunci: Kalsium Oksida, Cangkang Tiram, Kalsinasi, Biru metilena, Adsorpsi, Limbah, Karakteristik Fisika, FTIR, SEM, Pencemaran Air

Oyster shell waste (Crassostrea gigas) along the Alue Naga coast poses a significant environmental problem due to its abundant quantity and suboptimal utilization. This study aims to examine the effect of calcination temperature and time on the physical characteristics of the resulting calcium oxide (CaO) and to evaluate the ability of CaO as an adsorbent for methylene blue. The methods used include calcination of oyster shells at temperatures of 300°C, 600°C, and 900°C with varying times of 1 hour, 1.5 hours, and 2 hours, and testing the adsorption capacity of methylene blue at concentrations of 2, 4, 6, 8, 10 ppm with an adsorbent weight of 0.05 g. The results show that calcination temperature and time significantly affect the yield and physical structure of CaO. The highest yield was achieved at a temperature of 900°C with a calcination time of 1 hour at 98.5%, but decreased to 52.3% with 2 hours of calcination at the same temperature. The highest adsorption capacity was achieved at 900°C for 2 hours with a capacity of 1.110 mg/g at a concentration of 10 ppm. FTIR analysis showed significant changes in the active groups of CaO after the adsorption process, indicating high efficiency in eliminating methylene blue. SEM analysis revealed the shape and structure of nano-calcium particles from oyster shells as aragonite crystals (rod or fiber) before calcination and porous aragonite-structured CaO after 2 hours of calcination at 900°C. In conclusion, CaO from oyster shell waste is effective and economical as an adsorbent for removing methylene blue from solutions, offering a potential solution for water pollution and waste utilization problems. Keywords: Calcium Oxide, Oyster Shell, Calcination, Methylene Blue, Adsorption, Waste, Physical Characteristics, FTIR, SEM, Water Pollution

Citation



    SERVICES DESK