Electronic Theses and Dissertation

Hiperurisemia adalah suatu kondisi ketika kadar asam urat dalam darah meningkat di atas normal. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak umbi tumbuhan sarang semut (Hydnophytum formicarum) aceh terhadap profil hematologi pada tikus putih (Rattus norvegicus) hiperurisemia. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 24 ekor tikus putih jantan, sehat dan tidak cacat fisik, berumur 3-4 bulan dengan kriteria berat badan sekitar 150-200 g. Tikus dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan (masing-masing n=4). Kelompok P1 diberi pakan standar, sedangkan kelompok P2, P3, P4, P4, dan P6 diberi pakan tinggi purin secara oral selama 14 hari untuk membuat tikus hiperurisemia. Selanjutnya tikus kelompok P3 diberi allopurinol dengan dosis 0,009 mg/g bb, untuk kelompok P4, P5 dan P6 diberi perlakuan terapi ekstrak tumbuhan sarang semut dengan dosis 100, 150, dan 200 mg/kg bb. Pemberian terapi dilakukan selama 14 hari secara oral dua kali sehari. Pemberian air minum disediakan secara ad libitum untuk semua perlakuan. Parameter yang diamati adalah profil hematologi pada tikus putih jantan hiperurisemia. Analisis data yang digunakan ialah One way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tumbuhan sarang semut berpengaruh nyata (P

Hyperuricemia is a condition when uric acid levels in the blood increase above normal. This study aims to determine the effect of administering the tuber extract of the Aceh ant's nest plant (Hydnophytum formicarum) on the hematological profile of white rats (Rattus norvegicus) with hyperuricemia. This study used a sample of 24 male white rats, healthy and without physical defects, aged 3-4 months with a body weight criterion of around 150-200 g. Mice were divided into 6 treatment groups (n=4 each). Group P1 was given standard feed, while groups P2, P3, P4, P4, and P6 were given high-purine feed orally for 14 days to make mice hyperuricemia. Rats in group P3 were given allopurinol at a dose of 0.009 mg/g bw, groups P4, P5 and P6 were treated with ant nest plant extract therapy at doses of 100, 150 and 200 mg/kg. The therapy was given orally for 14 days twice a day. Drinking water was provided ad libitum for all treatments. The parameters observed were the hematological profile in hyperuricemia male white mice. The data analysis used was One way ANOVA with Duncan's test. The results showed that administration of ant nest plant extract had a significant effect (P