Electronic Theses and Dissertation

Limbah tulang ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) yang mengandung protein dapat digunakan sebagai sumber bahan baku kolagen dalam pembuatan kosmetik. Kolagen dari tulang ikan tuna dapat dijadikan alternatif sumber kolagen pada serum antiaging biona®. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan, mengevaluasi dan menguji keamanan sediaan serum antiaging biona® yang menggunakan kolagen dari limbah tulang ikan tuna sirip kuning. Rancangan formulasi sediaan serum antiaging terdiri atas sediaan F0 tanpa kolagen dan F1 dengan kandungan kolagen tulang ikan tuna. Sediaan dilakukan evaluasi pengujian organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, stabilitas, uji iritasi, uji cemaran mikroba dan logam berat. Secara organoleptis sediaan F0 berwarna bening keruh dengan tekstur sedikit kental, dan F1 berwarna putih keruh kekuningan dengan tekstur cair, serta sediaan F0 dan F1 beraroma khas minyak nilam sedang. Hasil evaluasi pengujian pH sediaan F0 yaitu 4,9 dan sediaan F1 yaitu 5,1, serta sediaan F0 menghasilkan nilai viskositas 660,23 Cps dan sediaan F1 487 Cps. Selama uji stabilitas terjadi penurunan nilai pH dan viskositas dan adanya perbedaan hasil evaluasi sediaan terhadap serum antiaging biona®. Hasil uji iritasi sediaan diperoleh skala 0 yaitu iritasi dapat diabaikan dan memenuhi persyaratan cemaran mikroba dan logam berat. Kesimpulan penelitian ini adalah kolagen dari tulang ikan tuna dapat diformulasikan dalam serum antiaging biona®. Sediaan serum antiaging dengan kandungan kolagen tulang ikan tuna memiliki rerata hasil evaluasi yang tidak berbeda signifikan dengan biona® serum antiaging dan memenuhi persyaratan mutu sediaan yang baik serta aman untuk digunakan.

Waste from the bones of yellowfin tuna (Thunnus albacares) containing protein can be used as a source of collagen raw material in the production of cosmetics. Collagen from the bones of tuna can be an alternative source of collagen in biona® anti-aging serum. This study aims to formulate, evaluate, and test the safety of biona® anti-aging serum preparations using collagen from the waste bones of yellowfin tuna. The formulation design of the anti-aging serum preparations consists of formulation F0 without collagen and F1 with collagen content from the bones of tuna. The preparations underwent organoleptic testing, homogeneity, pH, viscosity, stability, irritation testing, microbial contamination testing, and heavy metal testing. Organoleptically, formulation F0 is clear with a slightly thick texture, and F1 is milky white to yellowish with a liquid texture. Both F0 and F1 have a medium fragrance of patchouli oil. The pH values for F0 and F1 are 4.9 and 5.1, respectively, and the viscosity values are 660.23 Cps for F0 and 487 Cps for F1. During stability testing, a decrease in pH and viscosity values occurred, and there were differences in the evaluation results of the preparations compared to biona® anti-aging serum. Irritation testing resulted in a score of 0, indicating negligible irritation, and the preparations met the requirements for microbial contamination and heavy metals. In conclusion, collagen from tuna bones can be formulated in biona® anti-aging serum. The anti-aging serum with collagen content from tuna fish bones has an average evaluation result that is not significantly different from Biona® anti-aging serum and meets the quality requirements for a good and safe preparation for use.