PENGARUH FORMULA SEDIAAN OBAT KUMUR BUAH JAMBLANG (SYZYGIUM CUMINI) TERHADAP JUMLAH NEOKAPILER MUKOSA ORAL MENCIT YANG DIINDUKSI ULKUS TRAUMATIK | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

PENGARUH FORMULA SEDIAAN OBAT KUMUR BUAH JAMBLANG (SYZYGIUM CUMINI) TERHADAP JUMLAH NEOKAPILER MUKOSA ORAL MENCIT YANG DIINDUKSI ULKUS TRAUMATIK


Pengarang

HAURA AFIFAH - Personal Name;

Dosen Pembimbing

Ridha Andayani - 196809151999032001 - Dosen Pembimbing I
Santi Chismirina - 197803132006042001 - Dosen Pembimbing II
Viona Diansari - 197810252006042003 - Penguji
Abdillah Imron Nasution - 197704142009121002 - Penguji



Nomor Pokok Mahasiswa

2013101010038

Fakultas & Prodi

Fakultas Kedokteran Gigi / Pendidikan Dokter Gigi (S1) / PDDIKTI : 12201

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Kedokteran Gigi., 2023

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Ulkus traumatik merupakan salah satu lesi yang kerap ditemui pada rongga mulut yang disebabkan karena adanya trauma. Ulkus ditandai dengan adanya kerusakan epitel yang telah melampaui lamina propria dibawahnya. Di Indonesia prevalensi ulkus traumatik mencapai angka 93,3%, relatif tinggi dibandingkan dengan kelainan rongga mulut lainnya. Buah jamblang (Syzygium cumini) mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, fenol, saponin, tanin dan vitamin C yang berfungsi sebagai antiinflamasi, antibakteri dan antioksidan. Salah satu zat aktif yang umumnya digunakan sebagai bahan obat kumur adalah gliserin. Gliserin dapat berperan dalam penyembuhan luka yang lebih baik karena memiliki sifat bakteriostatik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh formula sediaan obat kumur buah jamblang (Syzygium cumini) terhadap jumlah neokapiler mukosa oral mencit yang diinduksi ulkus traumatik. Pembuatan ulkus traumatik dilakukan pada mukosa labial bawah mencit menggunakan burnisher oval yang dipanaskan hingga terbentuk ulkus. Pemberian obat kumur diberikan setiap pagi dan sore hari selama 7 hari pada daerah ulkus. Penelitian ini menggunakan disain eksperimental laboratoris yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (obat kumur akuades), kelompok kontrol positif (obat kumur herbal komersial), kelompok perlakuan 1 (obat kumur buah jamblang tanpa gliserin) dan kelompok perlakuan 2 (obat kumur buah jamblang dengan gliserin). Penghitungan jumlah neokapiler dilakukan secara manual menggunakan mikroskop binokuler CX23. Hasil analisis Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna terhadap jumlah neokapiler antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p

Traumatic ulcers are one of the most common lesions in the oral cavity caused by trauma. Ulcers are characterized by epithelial damage that has exceeded the underlying lamina propria. In Indonesia, the prevalence of traumatic ulcers reached 93.3%, relatively high compared to other oral cavity disorders. Jamblang fruit (Syzygium cumini) contains active compounds such as flavonoids, phenols, saponins, tannins and vitamin C that function as anti-inflammatory, antibacterial and antioxidant. One of the active substances commonly used as a mouthwash ingredient is glycerin. Glycerin can play a role in better wound healing because it has bacteriostatic properties. This study aims to determine the effect of Jamblang fruit (Syzygium cumini) mouthwash formula on the amount of neocapilarry in the oral mucosa of mice induced by traumatic ulcers. Traumatic ulcer creation was performed on the lower labial mucosa of mice using an oval burnisher that was heated until an ulcer formed. Mouthwash was given every morning and evening for 7 days on the ulcer area. This study used a laboratory experimental design divided into four groups, namely the negative control group (distilled water mouthwash), positive control group (commercial herbal mouthwash), treatment group 1 (Jamblang fruit mouthwash without glycerin) and treatment group 2 (Jamblang fruit mouthwash with glycerin). The number of neocapilarry was counted manually using a CX23 binocular microscope. The results of Kruskal-Wallis analysis showed that there was a significant difference in the number of neocapilarry between the control group and the treatment group (p

Citation



    SERVICES DESK