HUBUNGAN TINGKAT STRES, CEMAS DAN DEPRESI TERHADAP KEPATUHAN TERAPI HEMODIALISIS PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD ZAINOEL ABIDIN | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT STRES, CEMAS DAN DEPRESI TERHADAP KEPATUHAN TERAPI HEMODIALISIS PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD ZAINOEL ABIDIN


Pengarang

Jeihan Faizha - Personal Name;

Dosen Pembimbing

Subhan Rio Pamungkas - 197911122006041001 - Dosen Pembimbing I
Teuku Renaldi - 198204132008011006 - Dosen Pembimbing II
Zulfa Zahra - 198203292008122001 - Penguji
Teuku Mamfaluti - 196512311997021003 - Penguji



Nomor Pokok Mahasiswa

2007101010160

Fakultas & Prodi

Fakultas Kedokteran / Pendidikan Dokter (S1) / PDDIKTI : 11201

Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Kedokteran (S1)., 2023

Bahasa

Indonesia

No Classification

616.614

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Pendahuluan: Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah kondisi rusaknya ginjal lebih dari kurun waktu 3 bulan, berupa abnormalitas struktur maupun fungsi ginjal. Sekitar 18 juta jiwa orang dewasa di Indonesia mengalami PGK. Permasalahan-permasalahan kejiwaan muncul pada pasien yang menjalani hemodialisis diantaranya kecemasan, depresi, gangguan penyesuaian. Ketidakpatuhan yang muncul pada terapi hemodialisis memberikan dampak buruk baik pada pasien sendiri, keluarga maupun pemerintah. Ketidakpatuhan menyebabkan kualitas hidup pasien menurun, membebani keluarga karena harus merawat pasien dengan kondisi sakit yang akan semakin memburuk karena tidak diterapi dengan seharusnya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres, cemas dan depresi terhadap kepatuhan hemodialiasis. di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Pengambilan data menggunakan kuesioner dari bulan juli sampai agustus dengan jumlah responden sebanyak 100 pasien. Teknik dari penelitian ini menggunakan teknik total sampling dan diolah dengan statistik menggunakan uji chi-square. Instrumen penelitian menggunkan kuesioner DASS-42 dan ESRD-AQ
Hasil: Sebagian besar pasien tidak mengalami stres, cemas, dan depresi karena memiliki mekanisme koping yang baik. Penelitian ini juga menunjukkan tidak terdapat hubungan antara tingkat stres, cemas, dan depresi terhadap kepatuhan terapi hemodialisis pada pasien penyakit ginjal kronik di RSUD dr. Zainoel Abidin. Hal ini dikarenakan ada faktor lain yang mempengaruhi tingkat stres, cemas, depresi terhadap kepatuhan hemodialisis seperti tingkat pendidikan, sosial dan budaya setempat serta motivasi dan dukungan keluarga
Simpulan: Hasil uji chi-square didapatkan bahwa bahwa nilai p value >0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat stres, cemas, dan depresi terhadap kepatuhan terapi hemodialisis pada pasien penyakit ginjal kronik di RSUD dr. Zainoel Abidin.
Kata kunci: stres, cemas, depresi, hemodialisis, kepatuhan,penyakit ginjal kronik



Pendahuluan: Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah kondisi rusaknya ginjal lebih dari kurun waktu 3 bulan, berupa abnormalitas struktur maupun fungsi ginjal. Sekitar 18 juta jiwa orang dewasa di Indonesia mengalami PGK. Permasalahan-permasalahan kejiwaan muncul pada pasien yang menjalani hemodialisis diantaranya kecemasan, depresi, gangguan penyesuaian. Ketidakpatuhan yang muncul pada terapi hemodialisis memberikan dampak buruk baik pada pasien sendiri, keluarga maupun pemerintah. Ketidakpatuhan menyebabkan kualitas hidup pasien menurun, membebani keluarga karena harus merawat pasien dengan kondisi sakit yang akan semakin memburuk karena tidak diterapi dengan seharusnya.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres, cemas dan depresi terhadap kepatuhan hemodialiasis. di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Pengambilan data menggunakan kuesioner dari bulan juli sampai agustus dengan jumlah responden sebanyak 100 pasien. Teknik dari penelitian ini menggunakan teknik total sampling dan diolah dengan statistik menggunakan uji chi-square. Instrumen penelitian menggunkan kuesioner DASS-42 dan ESRD-AQ
Hasil: Sebagian besar pasien tidak mengalami stres, cemas, dan depresi karena memiliki mekanisme koping yang baik. Penelitian ini juga menunjukkan tidak terdapat hubungan antara tingkat stres, cemas, dan depresi terhadap kepatuhan terapi hemodialisis pada pasien penyakit ginjal kronik di RSUD dr. Zainoel Abidin. Hal ini dikarenakan ada faktor lain yang mempengaruhi tingkat stres, cemas, depresi terhadap kepatuhan hemodialisis seperti tingkat pendidikan, sosial dan budaya setempat serta motivasi dan dukungan keluarga
Simpulan: Hasil uji chi-square didapatkan bahwa bahwa nilai p value >0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat stres, cemas, dan depresi terhadap kepatuhan terapi hemodialisis pada pasien penyakit ginjal kronik di RSUD dr. Zainoel Abidin.
Kata kunci: stres, cemas, depresi, hemodialisis, kepatuhan,penyakit ginjal kronik



Introduction: Chronic kidney disease (CKD) is a condition in which the kidneys are damaged for more than 3 months, in the form of abnormalities in kidney structure and function. Approximately 18 million adults in Indonesia have CKD. Psychiatric problems arise in patients undergoing hemodialysis including anxiety, depression, and adjustment disorders. Non-compliance that arises in hemodialysis therapy has a negative impact on both the patient himself, his family and the government. Non-compliance causes the patient's quality of life to decrease, burdening the family because they have to care for patients with sick conditions that will get worse because they are not treated properly. Objective: This study aims to determine the relationship between the level of stress, anxiety and depression on hemodialiasis compliance at RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Methods: This study used a descriptive method with a cross sectional approach with univariate and bivariate analysis. Data collection using questionnaires from July to August with a total of 100 patients. This research technique uses total sampling technique and is processed with statistics using the chi-square test. The research instrument used the DASS-42 and ESRD-AQ questionnaires. Results: Most patients do not experience stress, anxiety, and depression because they have good coping mechanisms. This study also shows that there is no relationship between levels of stress, anxiety, and depression on adherence to hemodialysis therapy in chronic kidney disease patients at Dr. Zainoel Abidin Hospital. This is because there are other factors that influence the level of stress, anxiety, depression on hemodialysis compliance such as education level, local social and culture as well as motivation and family support. Conclusion: The results of the chi-square test found that the p value> 0.05 so it can be concluded that there is no relationship between the level of stress, anxiety, and depression on adherence to hemodialysis therapy in patients with chronic kidney disease at Dr. Zainoel Abidin Hospital. Keywords: stress, anxiety, depression, hemodialysis, compliace, chronic kidney dissease

Citation



    SERVICES DESK