ANALISIS WACANA KRITIS PEMAKNAAN CANTIK PADA KONTEN DALAM AKUN MEDIA SOSIAL @UNSYIAH.CANTIK | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

ANALISIS WACANA KRITIS PEMAKNAAN CANTIK PADA KONTEN DALAM AKUN MEDIA SOSIAL @UNSYIAH.CANTIK


Pengarang

RACHITA AMELEIZA - Personal Name;

Dosen Pembimbing

Yuva Ayuning Anjar - 199301082019032020 - Dosen Pembimbing I
Siti Ikramatoun - 199007012019032024 - Dosen Pembimbing II
Masrizal - 198404152010121005 - Penguji
Cut Lusi Chairun Nisak - 199103022022032004 - Penguji



Nomor Pokok Mahasiswa

1810101010054

Fakultas & Prodi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik / Sosiologi (S1) / PDDIKTI : 69201

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Fakultas FISIPOL., 2023

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Seiring dengan merambahnya akun anonim yang menampilkan foto maupun video dari perempuan-perempuan yang dianggap cantik, kini media sosial mulai mengembangkan akun dengan konten perempuan dengan membawa embel-embel instansi pendidikan, salah satunya akun @unsyiah.cantik. Akun instagram dengan konten mahasiswi-mahasiswi yang membawa instansi kampus menunjukkan bahwa kampus kini tidak hanya berpatokan pada mahasiswa intelektual dengan mengandalkan wawasan dan kemampuan untuk bersaing. Namun juga melihat penampilan fisik sebagai hal yang harus diakui keberadaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi makna cantik serta keadaan sosial yang mempengaruhi pemaknaan cantik dalam akun @unsyiah.cantik. Pemaknaan cantik dalam akun ini menggunakan Teori Critical Discourse Analysis oleh Norman Fairclough yang mengembangkan model wacana analisis sosial dan budaya mengintegrasikan analisis tekstual yang menempatkan konteks semakin insklusif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Akun @unsyiah.cantik menjadi salah satu contoh dari adanya dekadensi budaya di Aceh. Pakaian berhijab yang sebelumnya dipakai sebagai identitas agama, kini dijadikan sebagai model fashion yang kerap kali menyimpang dari aturan berpakaian hijab itu sendiri. Pengikisan jati diri yang terkait dengan merosotnya tentang nilai-nilai keagaamaan ini terjadi karena modernisasi berpakaian yang berkembang di masyarakat dan dijadikan acuan agar terlihat menarik agar dapat pengakuan publik.
Kata Kunci: Critical Discourse Analysis (CDA), Perempuan, Media Sosial, Budaya

Along with the spread of anonymous accounts that display photos and videos of women who are considered beautiful, now social media is starting to develop accounts with beautiful women's content that carries the frills of educational institutions, one of which is the @unsyiah.cantik account. Instagram accounts with the content of students and carrying campus institutions show that campuses are now not only based on intellectual students by relying on insight and ability to compete. But also see physical appearance as something that must be recognized. This research aims to find out the representation of beauty and the social conditions that influence the meaning of beauty in the @unsyiah.cantik account. The meaning of beautiful in this account uses Critical Discourse Analysis Theory by Norman Fairclough which develops a discourse model of social and cultural analysis integrating textual analysis that places the context increasingly inclusive. This research uses descriptive qualitative research methods. The results showed that the @unsyiah.cantik account is one example of cultural decadence in Aceh. Hijab clothing that was previously used as a religious identity is now used as a fashion model that often deviates from the rules of hijab dressing itself. This erosion of identity related to the decline of religious values occurs because of the modernization of dress that develops in society and is used as a reference to look attractive in order to gain public recognition. Keywords: Critical Discourse Analysis (CDA), Women, Social Media, Culture

Citation



    SERVICES DESK