ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB DERMATOFITOSIS PADA KUCING DOMESTIK (FELIS DOMESTICUS) DI PASAR RUKOH, BANDA ACEH | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB DERMATOFITOSIS PADA KUCING DOMESTIK (FELIS DOMESTICUS) DI PASAR RUKOH, BANDA ACEH


Pengarang

Muhammad Ibnu Ghalib - Personal Name;

Dosen Pembimbing

Erina - 196204041986032002 - Dosen Pembimbing I
Darniati - 198310262008122002 - Dosen Pembimbing II



Nomor Pokok Mahasiswa

1902101010097

Fakultas & Prodi

Fakultas Kedokteran Hewan / Pendidikan Kedokteran Hewan (S1) / PDDIKTI : 54261

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Kedokteran Hewan., 2023

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Kucing merupakan hewan kesayangan yang dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat. Permasalahan umum yang terjadi pada kucing ialah penyakit dermatofitosis yang merupakan penyakit kulit menular hewan dan manusia (zoonosis) yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Pasar Rukoh merupakan salah satu lokasi ditinggali oleh kucing liar namun status higinitas pasar dan kesehatan kucing berpotensi sebagai pembawa dermatofitosis. Penelitian ini
bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi jamur dermatofita pada kucing di area pasar Rukoh Banda Aceh. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu 7 ekor kucing yang bergejala dermatofitosis seperti alopesia dan inflamasi yang membentuk lingkaran. Sampel kerokan kulit dan bulu kucing dimasukan ke dalam pepton water selanjutnya dikultur pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dan diinkubasi pada suhu kamar selama 1-2 minggu. Pertumbuhan koloni jamur dilakukan pengamatan morfologinya secara makroskopis yaitu dengan melihat bentuk, warna, permukaan bawah dan tepi koloni sedangkan untuk pengamatan secara mikroskopis dengan menggunakan metode slide cultur untuk melihat bagian hifa, makrokonidia dan mikrokonidianya. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa Microsporum sp. dapat diisolasi pada 6 dari 7 sampel yang diperiksa (85%), sedangkan Trichophyton sp. hanya dapat diisolasi pada 1 dari 7 sampel yang diperiksan (14%), dan Epidermophyton diisolasi 1 dari 7 sampel (14%).

Cats are pets that can easily be found in various places. A common problem that occurs in cats is dermatophytosis which is an infectious skin disease of animals and humans (zoonosis) caused by dermatophyte fungi. Pasar Rukoh is one of the locations where feral cats live, but the hygiene status of the market and the cat's health have the potential to become carriers of dermatophytosis. This study aims to isolate and identify dermatophyte fungi in cats in the Rukoh market area in Banda Aceh. The samples used in this study were 7 cats with symptoms of dermatophytosis such as alopecia and inflammation that formed a circle. Samples of cat skin and hair scrapings were put into peptone water then cultured on Sabouraud Dextrose Agar (SDA) media and incubated at room temperature for 1-2 weeks. The growth of fungal colonies was observed macroscopically by observing the shape, color, bottom surface and edges of the colony while microscopically observing the culture slide method to see the hyphae, macroconidia and microconidia. The data obtained were analyzed descriptively. The examination results showed that Microsporum sp. could be isolated in 7 of the 7 samples examined (85%) while Trichophyton sp. can only be isolated in 1 of the 7 samples examined (14%) and Epidermophyton sp. was isolated from 1 of 7 samples (14%).

Citation



    SERVICES DESK