EFEKTIVITAS KRIM EKSTRAK DAUN KERSEN (MUNTINGIA CALABURA L.) TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA INSISI HARI KE-3 PADA KULIT TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

EFEKTIVITAS KRIM EKSTRAK DAUN KERSEN (MUNTINGIA CALABURA L.) TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA INSISI HARI KE-3 PADA KULIT TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN


Pengarang

Nurul Sakinah Azhar - Personal Name;

Dosen Pembimbing

M. Nur Salim - 196707081992031002 - Dosen Pembimbing I
Hennivanda - 197509082006042001 - Dosen Pembimbing II



Nomor Pokok Mahasiswa

1902101010013

Fakultas & Prodi

Fakultas Kedokteran Hewan / Pendidikan Kedokteran Hewan (S1) / PDDIKTI : 54261

Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Kedokteran Hewan., 2023

Bahasa

Indonesia

No Classification

617.1

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

ABSTRAK
Luka merupakan putusnya kontinuitas dari suatu jaringan yang secara fisiologis akan
mengalami beberapa fase penyembuhan luka yaitu fase hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan
maturasi. Fase penyembuhan luka dapat berlangsung lama, apabila mengalami gangguan
metabolisme tubuh seperti diabetes mellitus (DM). Diperlukan pengobatan dalam menghambat
perpanjangan fase penyembuhan luka pada penderita DM, salah satunya dengan menggunakan obat
tradisional yaitu tanaman kersen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas krim ekstrak
daun kersen dalam proses penyembuhan luka insisi di hari ke-3 pada kulit tikus putih yang diinduksi
streptozotocin. Sampel yang digunakan yaitu 12 ekor tikus putih, berumur ± 3 bulan dengan berat
badan 179,25 ± 12,64 gram. Tikus diinjeksikan streptozotocin secara intraperitoneal dengan dosis
45 mg/kg BB. Tikus yang mengalami diabetes mellitus setelah 72 jam, dilakukan penyayatan pada
paravertebral dengan panjang 2 cm dan kedalaman hingga subkutan. Terapi diberikan selama 3 hari
pada beberapa kelompok. KI yaitu kontrol negatif (basis krim), KII yaitu kontrol positif (metformin
4,5 mg/kg BB dan krim silver sulfadiazine 0,1%), KIII (ekstrak daun kersen 2 ml dan terapi topikal
dengan krim ekstrak daun kersen 5%); dan KIV (ekstrak daun kersen 2 ml dan krim ekstrak daun
kersen 15%). Hasil jumlah rataan sel inflamasi pada KI, KII, KIII, dan KIV adalah 117,40 ± 3,17; 87,87
± 8,97; 104,40 ± 5,97; dan 91,40 ± 5,39 (P

ABSTRACT A wound is a break in the continuity of a tissue which physiologically will experience several phases of wound healing, namely the phases of hemostasis, inflammation, proliferation, and maturation. The wound healing phase can last a long time, if you experience metabolic disorders such as diabetes mellitus (DM). Treatment is needed to inhibit the prolongation of the wound healing phase in DM patients, one of the way is by using traditional medicine, namely cherry plants. This study aimed to determine the effectiveness of cherry leaf extract cream in the healing process of incision wounds on day 3 on the skin of white rats induced by streptozotocin.The samples used were 12 white rats, aged ± 3 months with a body weight of 179,25 ± 12,64 grams. Mice were injected intraperitoneally with streptozotocin at a dose of 45 mg/kg BW. After 72 hours, an incision was made in the paravertebral section with a length of 2 cm and a depth of up to subcutaneous. Therapy was given for 3 days in several groups. KI as negative control (cream base), KII as namely positive control (metformin 4,5 mg/kg BW and cream silver sulfadiazine 0,1%), KIII (2 ml cherry leaf extract and topical therapy with 5% cherry leaf extract cream); and KIV (2 ml of cherry leaf extract and 15% cream of cherry leaf extract). The results of the average number of inflammatory cells in KI, KII, KIII, and KIV were 117,40 ± 3,17; 87,87 ± 8,97; 104,40 ± 5,97 and 91,40 ± 5,39 (respectively) with P

Citation



    SERVICES DESK