PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PENGADAAN MERCHANDISE (SUATU PENELITIAN DI KOTA BANDA ACEH) | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION

Electronic Theses and Dissertation

Universitas Syiah Kuala

    SKRIPSI

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PENGADAAN MERCHANDISE (SUATU PENELITIAN DI KOTA BANDA ACEH)


Pengarang

Zuhra Yulisma - Personal Name;

Dosen Pembimbing

Khairani - 196703221993032001 - Dosen Pembimbing I
T. Haflisyah - 196709081994021001 - Penguji
Nellyana Roesa - 198206262006042003 - Penguji



Nomor Pokok Mahasiswa

1903101010175

Fakultas & Prodi

Fakultas Hukum / Ilmu Hukum (S1) / PDDIKTI : 74201

Subject
-
Kata Kunci
-
Penerbit

Banda Aceh : Fakultas Hukum (S1)., 2023

Bahasa

No Classification

-

Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)

Berdasarkan Pasal 1338 KUHPerdata, perjanjian yang dibuat secara sah dan memenuhi syarat sahnya perjanjian, maka perjanjian tersebut berlaku sebagai undang-undang bagi pihak yang membuatnya. Salah satu perjanjian yang dibuat di Banda Aceh adalah perjanjian pengadaan merchandise yang dalam pelaksanaannya terjadi banyak permasalahan termasuk wanprestasi.
Penelitian skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan apasaja pelaksanaan perjanjian pengadaan merchandise, bentuk dan faktor penyebab wanprestasi pada perjanjian pengadaan merchandise, serta untuk menjelaskan upaya penyelesaian wanprestasi perjanjian pengadaan merchandise pada toko Bazla dan Central Plakat di Kota Banda Aceh.
Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris dimana data dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan berupa wawancara dan penelitian kepustakaan dengan cara mempelajari peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan hukum lainnya yang berkaiatan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan perjanjian pengadaan merchandise tidak dilaksanakan sebagaimana yang diperjanjikan dan perjanjian tidak dibuat secara spesifik akan tetapi hanya menggunakan nota dan para pihak tidak menjalankan kewajibannya sehingga terjadi wanprestasi. Bentuk wanprestasi yang terjadi dalam perjanjian pengadaan merchandise di Kota Banda Aceh yaitu terlambat dalam menyelesaikan pesanan, ketidaksesuaian desain yang dipesan, serta konsumen telat melunasi pembayaran. Faktor penyebab pelaku usaha melakukan wanprestasi adanya itikad tidak baik dari pelaku usaha karena kesulitan menyelesaikan pesanan tepat waktu, dan itikad tidak baik konsumen karena tidak melunasi pembayaran pesanan tepat waktu, serta ketidaksesuaian desain yang dibuat oleh pelaku usaha karena perjanjian dibuat tidak spesifik. Upaya penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian pengadaan merchandise dilakukan secara non litigasi melalui musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama dan menghasilkan kesepakatan penambahan waktu penyelesaian merchandise, pembuatan ulang desain, dan perpanjangan waktu pelunasan pembayaran bagi konsumen.
Disarankan kepada pelaku usaha dan konsumen untuk membuat perjanjian secara spesifik mengenai perjanjian pengadaan merchandise. Disarankan kepada pelaku usaha dan konsumen agar menjalankan prestasi dengan itikad baik karena itikad baik dari kedua belah pihak menjadi sangat penting dalam perjanjian. Disarankan kepada kedua belah pihak apabila dikemudian hari terdapat nilai pesanan berjumlah besar dan tidak dapat diselesaikan secara non litigasi dapat diselesaikan dengan cara litigasi.

Tidak Tersedia Deskripsi

Citation



    SERVICES DESK