Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
SKRIPSI
MAKNA SIMBOLIK PAKAIAN ADAT PENGANTIN MASYARAKAT ACEH SINGKIL
Pengarang
Ismi Raudhatul Jannah Lubis - Personal Name;
Dosen Pembimbing
Fitriana - 196701101994032003 - Dosen Pembimbing I
Rosmala Dewi - 196410161989032002 - Dosen Pembimbing II
Nomor Pokok Mahasiswa
1606104010059
Fakultas & Prodi
Fakultas KIP / Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (S1) / PDDIKTI : 83206
Subject
Kata Kunci
Penerbit
Banda Aceh : Fakultas KIP PKK., 2023
Bahasa
No Classification
-
Literature Searching Service
Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)
Ismi Raudhatul Jannah Lubis (2023). “Makna Simbolik Pakaian Pengantin Masyarakat Aceh Singkil”.
Kabupaten Aceh Singkil termasuk wilayah Aceh, tetapi jika dilihat dari sudut budaya ternyata busana Aceh Singkil sangat mirip dengan Melayu Deli dan Langkat yang sama- sama menjunjung tinggi nilai agama Islam. Melihat kenyataan tersebut, apakah simbol pada baju adat Aceh Singkil memiliki makna budaya Aceh atau luar Aceh, sehingga perlu dikaji bagaimana makna simbolik busana pengantin masyarakat Aceh Singkil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah perkembangan dan mengetahui makna simbolik pakaian adat pengantin Aceh Singkil. Jenis penelitian desktiptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/ verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah busana pengantin Aceh Singkil dahulunya berasal dari suku Melayu yang disebut dengan pesisir dan telah bergabung dengan suku Singkil yang ada di Kota Subulussalam. Pada zaman dulu banyak pendatang dari Minangkabau, Jawa, Barus dan dari Sibolga datang ke Singkil dan menikah dengan masyarakat Singkil sehingga pada proses perkawinannya banyak adat yang dibawa oleh pendatang sehingga tata cara adat dan busana Aceh Singkil berbaur antara budaya pendatang, pesisir dan budaya asli masyarakat Singkil. Bentuk busana bagian atas pengantin wanita, dahulunya hanya menutupi sampai bagian di atas dada saja seperti kemben. Berbeda dengan sekarang, karena berdasarkan pemahaman terhadap hukum agama Islam dan penerapan syari’at Islam, maka busana bagian atasu pengantin wanita sudah berbentuk baju kurung yang berlengan panjang dan panjangnya sampai ke lutut. Makna simbolik yang terkandung secara keseluruhan busana pengantin masyarakat Aceh Singkil tidak terlepas dari perpaduan atau keterkaitan budaya dengan unsur syariat Islam, yang mana didalamnya terdapat nilai akidah, nilai akhlak dan nilai ibadah serta tentang kehidupan sehari- hari yang semuanya saling melengkapi satu sama lainnya. Aspek simbolis pada pakaian adat perkawinan Aceh Singkil memiliki makna yang cukup kaya dan mendalam, serta memberikan banyak pelajaran yang di terapkan pada masyarakat.
Kata kunci: Makna Simbolik, Pakaian Adat, Aceh Singkil
Ismi Raudhatul Jannah Lubis (2023). "The Symbolic Meaning of the Acehnese Singkil Wedding Dress". Aceh Singkil district is included in the Aceh region, but when viewed from a cultural point of view it turns out that Aceh Singkil clothing is very similar to Deli and Langkat Malays who both uphold Islamic religious values. Seeing this fact, does the symbol on the Aceh Singkil traditional dress have Acehnese cultural meaning or outside Aceh, so it is necessary to study the symbolic meaning of the Aceh Singkil people's wedding dress. This study aims to determine the history of development and find out the symbolic meaning of the Aceh Singkil traditional wedding dress. This type of qualitative descriptive research. Data collection is done through observation, interviews and documentation. The analysis technique used is data reduction, data presentation and conclusion/verification. The results of the study show that the history of the Aceh Singkil wedding dress originally came from the Malay tribe called the coast and had joined the Singkil tribe in Subulussalam City. In ancient times many immigrants from Minangkabau, Java, Barus and from Sibolga came to Singkil and married Singkil people so that during the marriage process many customs were brought by migrants so that Aceh Singkil's traditional customs and clothing mingled between immigrant culture, coastal and indigenous culture of the people Singkil. The shape of the upper part of the bride's dress used to cover only the upper part of the chest, like a tank top. Unlike now, because it is based on an understanding of Islamic religious law and the application of Islamic law, the bride's upper dress is in the form of a long-sleeved, long-sleeved shirt that reaches to the knees. The symbolic meaning contained in the entire wedding dress of the people of Aceh Singkil is inseparable from the combination or linkage of culture with elements of Islamic law, in which there are values of faith, moral values and values of worship as well as about daily life, all of which complement one another. The symbolic aspect of Aceh Singkil's traditional wedding dress has quite a rich and deep meaning, and provides many lessons that can be applied to society. Keywords: Symbolic Meaning, Traditional Clothing, Aceh Singkil
MAKNA SIMBOLIK PADA BUSANA PENGANTIN TRADISIONAL PRIA DAN WANITA DALAM UPACARA ADAT PERKAWINAN DI DESA SUBULUSSALAM KECAMATAN SIMPANG KIRI KOTA SUBULUSSALAM (Dede Anggi Riana, 2014)
PERKEMBANGAN MOTIF DAN BENTUK BAJU PENGANTIN DI KABUPATEN SIMEULUE (Ainun Kharismah, 2018)
PERGESERAN NILAI BUDAYA DALAM PENGGUNAAN PAKAIAN PENGANTIN DI KUTAPANJANG KABUPATEN GAYO LUES (Arma Ariga, 2014)
REPRESENTASI NILAI-NILAI KEISLAMAN PAKAIAN ADAT ACEH DI MUSEUM ACEH (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES) (AGUS MULYADI, 2022)
RAGAM HIAS DAN NILAI SIMBOLIS PADA PAKAIAN PENGANTIN ADAT ACEH TENGAH (Supriana, 2018)