Electronic Theses and Dissertation

Pemerintah melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera I memprogramkan pembangunan Bendungan Rukoh yang berlokasi di Desa Alue Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie sebagai upaya mengatasi keterbatasan air untuk pengairan irigasi, kebutuhan air bersih masyarakat dan sebagai sumber tenaga listrik. Pembangunan dilaksanakan secara bertahap melalui dua paket sejak akhir tahun 2018 dan ditargetkan rampung pada tahun 2023 dengan sumber dana dari APBN. Besarnya dana untuk pembangunan ini perlu diketahui tingkat kelayakan proyek terhadap manfaat yang akan dihasilkan. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Data Rencana Pembangunan, RAB Paket 1 dan 2, Kategori Kinerja PDAM Tirta Mon Krueng Baro, Tarif Listrik Rata-rata per Kelompok Pelanggan, Indikator Target Inflasi dan Suku Bunga Dasar Kredit Bank Umum Konvensional. Metode penelitian yang dilakukan yaitu analisa biaya dan manfaat, analisa aliran kas serta analisa kelayakan investasi dengan metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) dan Benefit Cost Ratio (BCR). Hasil penelitian diperoleh biaya investasi awal sebesar Rp1.506.406.272.000,00, biaya operasional & pemeliharaan sebesar Rp7.675.894.423,95/tahun, pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan bendungan yaitu peningkatan hasil produksi pertanian sebesar Rp362.477.817.408,62/tahun, penjualan penyediaan air baku sebesar Rp60.781.325.875,20/tahun, PLTMH sebesar Rp13.195.272.096,00/tahun dengan total pendapatan per tahun sebesar Rp436.454.415.379,82. Hasil penelitian diperoleh nilai NPV Rp6.362.211.183.799,04, IRR 30,6982%, PP selama 6,65 tahun dan nilai BCR 4,359. Pembangunan ini menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan karena pada tingkat suku bunga sebesar 8,03% menunjukkan indikator kelayakan yaitu nilai NPV positif, BCR lebih dari 1, nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga dan PP kurang dari usia operasional bendungan yaitu 100 tahun.

The government via Balai Wilayah Sungai Sumatera I has programmed the construction of the Rukoh Dam located in Alue Village, Titeu District, Pidie Regency as an effort to overcome water limitations for irrigation, community clean water needs and as a source of electricity. The development is carried out in stages through two packages from the end of 2018 and is targeted to be completed in 2023 with funding from the APBN. The amount of funds for this development needs to know the level of project feasibility against the benefits that will be generated. The data used in this research are Development Plan Data, RAB Packages 1 and 2, PDAM Tirta Mon Krueng Baro Performance Category, Average Electricity Rates per Customer Group, Inflation Target Indicators and Basic Credit Rates for Conventional Commercial Banks. The research methods are cost and benefit analysis, cash flow analysis and investment feasibility analysis using the Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) and Benefit Cost Ratio (BCR) methods. The results of the study obtained initial investment costs is Rp1.506.406.272.000,00, operational & maintenance costs is Rp7.675.894.423,95/year, income derived from the benefits of increasing agricultural production is Rp362.477.817.408,62/year, sales of raw water supply is Rp60.781.325.875,20/year, PLTMH income is Rp13.195.272.096,00/year with a total annual income is Rp436.454.415.379,82. Research results obtained NPV value is Rp6.362.211.183.799,04, IRR 30,6982%, PP for 6,65 years and BCR value is 4,359. This development is profitable and feasible to carry out because the interest rate of 8,03% shows a feasibility indicator, namely the positive NPV value, BCR more than 1, the IRR value greater than the interest rate and PP less than the operational range of the dam which is 100 years.