Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
DISSERTATION
BIOEKOLOGI DAN GENETIKA IKAN LAGA HIAS DARI PERAIRAN ACEH
Pengarang
Firman M. Nur - Personal Name;
Dosen Pembimbing
Muchlisin Z.A - 197109111999031003 - Dosen Pembimbing I
Syamsul Rizal - 196101221987031003 - Dosen Pembimbing II
Nur Fadli - 198011292003121001 - Dosen Pembimbing III
Nomor Pokok Mahasiswa
1909300070028
Fakultas & Prodi
Fakultas Pasca Sarjana / Doktor Matematika dan Aplikasi Sains (S3) / PDDIKTI : 44001
Subject
Penerbit
Banda Aceh : Program Studi Doktor Matematika Dan Aplikasi Sains Universitas Syiah Kuala., 2022
Bahasa
Indonesia
No Classification
639.31
Literature Searching Service
Hard copy atau foto copy dari buku ini dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan hubungi via telegram (Chat Services LSS)
Aceh menjadi salah satu provinsi yang berpotensi untuk pengembangan bidang perikanan khususnya ikan hias air tawar. Usaha-usaha budidaya ikan di Provinsi Aceh semakin berkembang, namun jenis yang dipelihara adalah ikan-ikan asing hasil introduksi dari luar Aceh. Hal ini memberikan tekanan kepada populasi ikan asli Aceh. Sementara itu, Aceh juga memiliki potensi ikan asli yang memiliki nilai ekonomis tinggi, salah satunya adalah ikan laga (Genus Betta). Saat ini teknologi breeding ikan laga belum berkembang di Provinsi Aceh sehingga pengembangan usaha budidayanya ikut terkendala. Salah satu penyebabnya adalah belum tersedianya informasi dasar tentang biologi dan ekologi ikan ini di perairan Aceh, misalnya informasi tentang biologi reproduksi dan kebiasaan makanan. Hal ini penting diketahui untuk mengembangkan teknologi pembenihan dan penyediaan pakan buatan untuk mendukung usaha budidaya ikan tersebut di masa mendatang. Selain itu informasi tentang parasit juga penting pencegahan infeksi ikan laga saat budidaya. Selanjutnya kajian genetik juga diperlukan mengevaluasi keragaman genetik ikan laga dan barcoding kelompok ikan Osphronemidae.
Penelitian ini dilakukan mulai Januari 2019 hingga Januari 2021. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode survey explorative dan berdasarkan informasi warga setempat. Pengukuran karakter morfometrik dilakukan menggunakan metode tradisional morfometrik dan dilanjutkan dengan analisis univariate (one way ANOVA), multivariate (discriminant function analysis) dan principal component analysis. Analisis data genetik ikan dilakukan menggunakan program MEGA X. Divergensi nukleotida untuk menghitung jarak genetika digunakan metode Maximum Likelihood (ML) berdasarkan parameter Kimura 2. Hubungan genetik antara haplotype dianalisis menggunakan phylogenetic tree melalui metode ML, sementara tingkat kepercayaan (pencocokan) dinilai dengan menggunakan prosedur bootstrap dengan 1000 kali pencocokan untuk ML. Parameter kebiasaan makan dianalisis dengan metode frekuensi kejadian, indeks kepenuhan lambung dan panjang pencernaan, dan panjang pencernaan relatif alat pencernaan. Selanjutnya pada aspek reproduksi data yang dianalisis meliputi tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (GSI), sex rasio, panjang pertama matang gonad dan fekunditas. Selanjutnya pengamatan ektoparasit dilakukan untuk menganalisis prevalensi dan intensitas ektoparasit pada Betta rubra.
Berdasarkan hasil survei pada 59 lokasi sampling ditemukan empat spesies ikan laga di perairan Provinsi Aceh, yaitu; B. splendens, B. imbellis, B. rubra dan B. dennisyongi. Hasil analisis morfometrik menunjukkan kemiripan yang tinggi pada B. rubra dan B. dennisyongi. hasil analisis genetik menunjukkan bahwa terdapat empat spesies valid (Betta) di perairan Aceh yaitu B. dennisyongi, B. imbellis, B. rubra dan B. splendens. Selanjutnya hasil analisis lambung (kebiasaan makan) menunjukkan ikan laga bersifat omnivora dengan komposisi makanan ditemukan yaitu serangga, zooplankton, dan fitoplankton dan cacing. Makanan B. dennisyongi didominasi oleh serangga (58,72%) dan yang paling sedikit dijumpai adalah telur serangga air (2,38%), sedangkan pada B. rubra yang paling sedikit ditemukan adalah cacing (0,24%) dan yang paling banyak ditemukan adalah serangga (75,78%). Hasil analisis aspek reproduksi menunjukkan puncak pemijahan ikan laga B. dennisyongi di perairan Nagan Raya terjadi pada Oktober sedangkan pada B. rubra di perairan Aceh Besar terjadi pada Januari. Hasil analisis ukuran ikan pertama kali matang gonad (size at the first puberty) menunjukkan bahwa ikan B. dennisyongi betina matang gonad pertama kali pada ukuran 3.86 cm dan 3,99 cm pada ikan jantan. Sedangkan pada B. rubra betina kali pertama matang gonad pada ukuran 3.86 mm dan 3,90 pada ikan jantan. Rasio kelamin betina lebih dominan pada kedua spesies ikan laga yang dikaji dalam penelitian ini. Pada B. dennisyongi fekunditas berkisar 20 hingga 68 (37,47±7,43) dan pada B. rubra 30 hingga 73 (46,57±9,69). Pada B. rubra ditemukan infeksi ektoparasit L. cyprinacea yang termasuk kategori kadang (1.00 %) dengan tingkat intensitas rendah (2,00 ind/ekor). Meskipun B. rubra bukan inang yang optimal untuk parasit ini berdasarkan ukurannya yang relatif kecil dan masa hidup yang pendek namun parasit ini menambah faktor yang mengancam populasi ikan B. rubra yang terancam punah.
Terdapat empat spesies ikan laga di perairan Aceh yaitu B. splendens, B. imbellis, B. rubra dan B. dennisyongi. Berdasarkan makanan B. rubra dan B. dennisyongi bersifat omnivora. Selain B. rubra dan B. dennisyongi memiliki fekunditas yang rendah juga ditemukan infeksi L. Cyprinacea pada B. rubra.
Aceh province, Indonesia, has been considered a potential region for fisheries development, including ornamental fishes in particular. Fish farming business has developed in this area, but limited only to foreign fish species from outside Aceh, causing negative effects on Aceh's indigenous fish populations. Aceh, on the other hand, has high economic potential of native fish, such as fighting fish (Genus Betta). The development of fighting fish breeding technology in Aceh Province has not yet developed, constraining its cultivation business development. Lack of biological and ecological information, including reproductive and food habit, of fighting fish in Aceh waters, might has contributed to the undeveloped ornamental fish business in this area. Therefore, understanding basic biological information about fighting fish in Acehnese waters is prominent to enable hatchery technology development and to provide artificial feed to support future fish farming industry. Furthermore, recognizing parasites to prevent infection of fighting fish during cultivation is essential. Genetic studies of fighting fish and barcoding of the Osphronemidae fish group are also required. The study was carried out from January 2019 to January 2021. An exploratory survey method and information from local residents were used to collect sample. Traditional morphometrics were used to measure morphometric characteristics, followed by univariate (one way ANOVA), multivariate (discriminant function analysis), and principal component analyses. The MEGA X program was used to analyze fish genetic data. The Maximum Likelihood (ML) method based on the Kimura 2 parameter was used to calculate nucleotide divergence. The ML method was used to analyze the genetic relationship between haplotypes using a phylogenetic tree, while the level of confidence (matching) was assessed using a bootstrap procedure with 1000 times repetition for ML. The frequency of occurrence, index of gastric fullness and length of digestion, as well as relative length of digestion of the digestive tract were calculated to analyze feeding habit parameters. Furthermore, gonadal maturity level (TKG), gonadal maturity index (GSI), sex ratio, first gonad maturity length, and fecundity were analyzed in terms of reproductive aspect. Ectoparasite observations were conducted to determine the prevalence and intensity of ectoparasites in Betta rubra. Four species of fighting fish (Betta) were discovered in 59 sampling locations of Aceh Province's waters during our survey: B. splendens, B. imbellis, B. rubra, and B. dennisyongi. These species were further validated and confirmed through genetic analysis. Morphometric analysis revealed a high similarity between B. rubra and B. dennisyongi. The stomach analysis (feeding habits) indicated that the action fishes were omnivorous based on the food composition which included insects, zooplankton, phytoplankton, and worms. Insects was the most common diet for both B. dennisyongi (58.72 %) and B. rubra (75.78%), whereas the least common were eggs of water insect for B. dennisyongi (2.38%) and worms for B. rubra (0.24 %). In terms of the reproductive activities, the spawning peak of B. dennisyongi in Nagan Raya waters occurred in October, while that of B. rubra in Aceh Besar occurred in January. The size (length) of B. dennisyongi at the first gonad maturity was 3.86 cm for female and 3.99 cm for male, whereas the size of B. rubra was 3.86 mm for female and 3.90 mm for male. The female sex ratio was more dominant among the two fighting fish species studied in this study. Fecundity ranged from 20 to 68 (37.47±7.33) in B. dennisyongi and 30 to 73 (46.57±9.69) in B. rubra. Lernaea cyprinacea ectoparasite infection was found in B. rubra and was classified as occasional (1.00 %) with a low intensity level (2.00 ind/fish). Despite the fact that B. rubra is not an ideal host for this parasite due to its small size and short life span, it is an additional factor that threatens the endangered B. rubra fish population. In conclusion, there are four fighting fish species in Aceh waters: B. splendens, B. imbellis, B. rubra, and B. dennisyongi. B. rubra and B. dennisyongi are omnivores. B. rubra and B. dennisyongi both had low fecundity, but B. rubra also had L. cyprinacea infection.
KEANEKARAGAMAN DAN ANALISIS MORFOMETRIK-MERISTIK IKAN HIAS DI HULU DAS PEUSANGAN, KABUPATEN ACEH TENGAH (Hulka Agusma, 2024)
IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI ENDOPARASIT PADA USUS IKAN BAWAL AIR TAWAR (COLOSSOMA MACROPOMUM) KOLAM BUDIDAYA DI DESA NYA, KECAMATAN SIMPANG TIGA, KABUPATEN ACEH BESAR (saiful munar, 2016)
PENGETAHUAN PEDAGANG IKAN HIAS TERHADAP EKTOPARASITRNPADA IKAN HIAS YANG DIPERDAGANGKANRNDI KOTA BANDA ACEH (MILLINA APRILLA, 2022)
BIOEKOLOGI DAN GENETIKA IKAN LAGA HIAS DARI PERAIRAN ACEH (Firman M. Nur, 2022)
STUDI KELIMPAHAN FINGERLING FISH TERHADAP KETERSEDIAAN PAKAN ALAMI DI PERAIRAN DANAU LAUT TAWAR (Amirudin Ab, 2019)