Penyakit mulut dan kuku (pmk) merupakan penyakit menular yang menyebabkan dampak dan kerugian yang besar. adapun upaya yang dapat dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran pmk adalah dengan cara penerapan biosekuriti. biosekuriti merupakan manajemen yang dilakukan untuk mencegah keluar/masuknya suatu agen infeksi di lingkungan peternakan. penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana pengetahuan, sikap dan tindakan peternak sapi di kecamatan ulee kareng kota banda aceh dalam menerapkan biosekuriti pada area peternakan dalam upaya pencegahan wabah pmk. berdasarkan uji analisis chi-square, terlihat bahwasanya terdapat hubungan antara pengetahuan sikap dan tindakan terhadap peningkatan kasus hal ini dibuktikan dengan nilai p value nya < 0.05. risiko kejadian penyakit pada area peternakan yang dikelola oleh peternak yang memiliki sikap, dan tindakan rendah meningkat 3 kali, dan 6.018 kali, dibanding peternak yang memiliki pengetahuan, sikap dan tindakan yang tinggi dalam menerapkan biosekuriti kandang.
Electronic Theses and Dissertation
Universitas Syiah Kuala
SKRIPSI
SURVEI PENERAPAN BIOSEKURITI DALAM UPAYA PENANGANAN PENYAKIT MULUT DAN KUKU (PMK) BERDASARKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PETERNAK DI KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH. Banda Aceh Fakultas Kedokteran Hewan,2023
Baca Juga : SURVEI PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PETERNAK UNTUK MENGENDALIKAN KASUS PMK DI KECAMATAN KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR (Safetri Yona, 2023)
Abstract
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit menular yang menyebabkan dampak dan kerugian yang besar. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran PMK adalah dengan cara penerapan biosekuriti. Biosekuriti merupakan manajemen yang dilakukan untuk mencegah keluar/masuknya suatu agen infeksi di lingkungan peternakan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana pengetahuan, sikap dan tindakan peternak sapi di Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh dalam menerapkan biosekuriti pada area peternakan dalam upaya pencegahan wabah PMK. Berdasarkan uji analisis chi-square, terlihat bahwasanya terdapat hubungan antara pengetahuan sikap dan tindakan terhadap peningkatan kasus hal ini dibuktikan dengan nilai P value nya < 0.05. Risiko kejadian penyakit pada area peternakan yang dikelola oleh Peternak yang memiliki sikap, dan tindakan rendah meningkat 3 kali, dan 6.018 kali, dibanding peternak yang memiliki pengetahuan, sikap dan tindakan yang tinggi dalam menerapkan biosekuriti kandang.
Baca Juga : PENERAPAN BIOSEKURITI DI COMMERCIAL FARM PT. EXPRAVET NASUBAMEDAN (DELLIANTA PRASETIA, 2019)