Electronic Theses and Dissertation

Corona virus disease (covid-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (sars-cov-2). mengingat obat anti-covid-19 baik berupa monoklonal antibodi dan senyawa antivirus masih langka di pasaran, maka dibutuhkan alternatif obat yang berpotensi sebagai antivirus sars-cov-2. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak kunyit dan curcumin sebagai antivirus sars-cov-2. metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan model pseudovirus dan syncytia. hasil uji sitotoksitas pada sel cho-k1 dan hek293t didapatkan bahwa ekstrak kunyit dengan konsentrasi 1 ug/ml dan 10 µg/ml dan curcumin dengan konsentrasi 1µm dan 10µm memiliki viabilitas di atas 70% dan tidak bersifat toksik pada sel normal. hasil uji pseudovirus entry assay pada sel 293t menggunakan ekstrak kunyit dan curcumin, didapatkan bahwa ekstrak kunyit 10 µg/ml dengan jumlah partikel pseudovirus 49 dan curcumin 10um dengan jumlah partikel pseudovirus 56 merupakan konsentrasi terbaik dalam menghambat pseudovirus dibandingkan dengan perlakuan kontrol yang memiliki jumlah partikel pseudovirus 296. sedangkan hasil syncytia inhibition assay menggunakan ekstrak kunyit dan curcumin, didapatkan bahwa ekstrak kunyit 10 µg/ml dan curcumin 10µm menghasilkan jumlah syncytia per lapang pandang sebanyak 6 dan 5. hal ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kontrol dmso 0,1% dengan jumlah syncytia 31 dan dmso 1% dengan jumlah syncytia 15 . sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak kunyit dan curcumin memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antivirus sars-cov-2 terutama untuk pencegahan infeksi virus dan penularan virus dari sel ke sel. kata kunci : covid-19, curcumin, ekstrak kunyit, pseudovirus, sars-cov-2, syncytia

Corona Virus Disease (COVID-19) is a disease caused by the Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) virus. Considering that antiCOVID-19 drugs, both in the form of monoclonal antibodies and antiviral compounds, are still rare on the market, an alternative drug is needed that has the potential to be an antiviral for SARS-CoV-2. This study aims to determine the potential of turmeric and curcumin extracts as anti-SARS-CoV-2. The method used in this research is using the pseudovirus and syncytia models. The results of cytotoxicity tests on CHO-K1 and HEK293T cells found that turmeric extract with concentrations of 1 ug/ml and 10 µg/ml and curcumin with concentrations of 1µM and 10µM had viability above 70% and were not toxic to normal cells. Pseudovirus entry assay test results on 293T cells using turmeric and curcumin extracts, it was found that 10 µg/ml turmeric extract with 49 pseudovirus particles and 10uM curcumin with 56 pseudovirus particles was the best concentration in inhibiting pseudoviruses compared to the control treatment which had pseudovirus particles 296. While the results of the syncytia inhibition assay using turmeric and curcumin extracts, it was found that 10 µg/ml turmeric extract and 10µM curcumin produced 6 and 5 syncytia per field of view. This was far less than the 0.1% DMSO control with a total syncytia 31 and 1% DMSO with total syncytia 15 . So it can be concluded that turmeric and curcumin extracts have the potential to be developed as SARS-CoV-2 antivirals, especially for preventing viral infections and virus transmission from cell to cell Keyword : COVID-19, Curcumin, Pseudovirus, SARS-CoV-2, Syncytia, Turmeric extract.